Datangi Balai Desa, Tenaga Medis Puskesmas Gedongtataan Minta Klarifikasi Postingan Facebook

Selasa 02-06-2020,19:15 WIB
Editor : Alam Islam

radarlampung.co.id - Tenaga kesehatan Puskesmas Rawat Inap Gedongtataan mendatangi kantor Desa Sukaraja. Tujuannya meminta mediasi dan klarifikasi terkait postingan salah seorang warga Sukaraja di media sosial Facebook. Isinya dinilai menyebarkan berita bohong (hoax) serta menyudutkan pihak puskesmas terkait pasien positif Covid-19. Kepala Puskesmas Gedongtataan Imelda Carolia mengatakan, postingan melalui akun Facebook milik SK, warga Desa Sukaraja yang dibuat pada 21 Mei itu dinilai menyudutkan tenaga kesehatan. Terlebih saat itu dua tenaga kesehatan Puskesmas Gedongtataan terkonfirmasi positif Covid-19. \"Dalam postingan itu, yang bersangkutan menulis kata-kata, Tolong banget buat anda-anda sekalian yang pulang kampung saat lebaran, yang tempat kerjanya ada yang positif Covid-19, yang kepasar beli baju lebaran dan lain lain, cuma mau ngomong kalau mau mati, mati aja sendiri jangan nulerin orang lain, atau lingkungan. Katanya tenaga medis tapi kok gak tau social distancing, kan bego,\" ungkap Imelda saat membacakan postingan akun Facebook itu, Selasa (2/6). Akibat postingan tersebut, jajaran tenaga medis merasa disudutkan karena dianggap telah divonis sepihak yang menyebut telah menyebarkan virus kepada masyarakat. Padahal tenaga kesehatan mendapatkan virus Covid-19 justru dari pasien yang terkonfirmasi positif, OTG yang menolak di RDT dan di-Swab, pasien yang berbohong terkait riwayat perjalanan, riwayat kontak dengan pemudik, termasuk riwayat penyakitnya. \"Kebohongan inilah yang menyebabkan pelayanan menjadi tidak sesuai dengan prosedur yang sudah kami atur dan penularan dari warga kepada tenaga kesehatan tidak dapat dihindari,\" tegasnya. Meski demikian, ia menyadari bahwa tenaga kesehatan adalah profesi yang tidak dapat menolak dan mau tidak mau harus kontak dengan Covid-19 sejak Maret 2020 adalah fakta yang tidak dapat dibantah. Dengan alat perlindungan seadanya, sejak awal pandemi, seluruh staf Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan sudah menghadapi virus ini. \"Jika kemudian setelah ada tenaga kesehatan kami yang tertular virus akibat tugas yang diembannya, sementara banyak pihak sibuk menyalahkan, mengucilkan, mengusir dan menyebarkan berita bohong terkait tenaga kesehatan kami tersebut, maka hal ini adalah bentuk penghianatan terhadap perjuangan di tengah pandemi. Kedatangan kami ini untuk meminta penjelasan kepada yang bersangkutan terkait postingan itu. Kami minta agar menyampaikan permohonan maaf dan tidak mengulanginya lagi,\" tandasnya. Imelda melanjutkan, seluruh tenaga kesehatan yang reaktif RDT maupun positif swab telah diisolasi mandiri, berikut seluruh keluarganya sesuai prosedur. Jadi kekhawatiran masyarakat yang berlebihan terkait tuduhan bahwa tenaga kesehatan telah menyebarkan virus tersebut ke tetangga di lingkungan sekitar rumahnya, dinilai tidak beralasan dan kontraproduktif. Jika dikemudian hari, masih didapati tindakan-tindakan tidak menyenangkan, fitnah, dan diskriminasi dari warga di lingkungan tempat tinggal tenaga kesehatan tersebut, maka pihaknya akan melaporkan ke Ketua Gugus Tugas Covid-19 Pesawaran dan mengambil langkah secara hukum. \"Kami menuntut dukungan dari seluruh elemen masyarakat untuk segera mengambil tidakan terhadap perlakuan diskriminatif dan penyebaran berita bohong terkait seluruh tenaga kesehatan Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan di lingkungan tempat tinggal mereka masing-masing,\" urainya. Sementara, SK saat memberikan keterangan dihadapan para tenaga medis, kepala desa dan aparat penegak hukum mengakui bahwa akun Facebook tersebut adalah miliknya. Ia sendiri yang menulis postingan tersebut. Namun, ia membantah jika tulisan itu ditujukan kepada tenaga medis, khususnya Puskesmas Gedongtataan. \"Saya posting itu karena saya melihat dan mendengar sendiri masih ada tenaga medis yang berada di pasar, dan tenaga medis itu adalah ayuk saya. Soal pasien Covid-19, itu tidak sama sekali menyinggung salah satu staf. Tapi ada kerabat saya di Jawa sana dan atas nama pribadi saya minta maaf dengan apa yang sudah saya tulis,\" singkatnya. Hal senada disampaikan Kepala Desa Sukaraja Dimas Malfinas yang berharap agar permasalahan ini tidak melebar. \"Saya meminta maaf atas ada warga saya yang membuat ketidaknyamanan para tenaga medis. Saya juga mengingatkan kepada warga untuk tidak sembarangan membuat postingan,\" kata Dimas. (rus/ozi/ais)

Tags :
Kategori :

Terkait