BANDAR LAMPUNG, RADARLAMPUNG.CO.ID - Kasus pencemaran laut yang diduga akibat kebocoran pipa bawah laut PT Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatra (PHE OSES) dampaknya akan dirasakan jangka panjang. Kebocoran ini diduga karena korosi pipa akibat kurangnya perawatan
Andika Munandar, S.Si., M.Eng. selaku sekretaris Program Studi Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sumatera (Itera) menyatakan, pencemaran laut yang terjadi harus dilihat dahulu karakteristiknya.
"Karakteristiknya dahulu harus dilihat. Karakteristik fisiknya, kimia, dan biologi. Dampak jangka pendeknya bisa dilihat kerusakan biota laut atau berkurang dan tanaman mangrove bisa mati. Namun, biasanya pencemaran laut akan berdampak dalam jangka waktu yang panjang. Kayak kita makan gorengan sekarang mungkin tak terasa, namun ke depannya pasti bisa dirasakan," katanya.
Pencemaran laut yang terjadi, kata Andika Munandar, bisa saja karena korosi pipa bawah laut sehingga terjadi kebocoran. "Nah, yang bocor ini pipa pembuangan limbah atau minyak mentah yang mengarah ke kilang. Daya tahan pipa terhadap korosi bergantung bahan dan tekniknya," ujar Andika Munandar.
BACA JUGA:Jemaah Haji Kota Metro Dijadwalkan akan Tiba Tanggal Segini
Supaya tidak terjadi korosi pipa bawah laut, kata Andika Munandar, perawatan dan pengecekan harus dilakukan secara berkala. "Kemudian pipa sudah sesuai standar atau belum? Jangan sampai pipa bawah laut di bawah standar," ungkap Andika Munandar.
Penanganan yang harus dilakukan bisa dengan bioremediasi. "Kalau memang limbah tak dimanfaatkan lagi, bisa dengan bioremediasi. Menggunakan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di lingkungan," kata Andika Munandar.
Andika Munandarmelanjutkan, jika yang mencemari laut merupakan minyak mentah bisa dengan oil catcher. "Menangkap minyak untuk kemudian disuling kembali," ungkapnya.
Diketahui, Pantai Kerangmas di Desa Muara Gadingmas, Kecamatan Labuhanmaringgai, Lampung Timur, dipenuhi limbah minyak berwarna hitam pekat. Limbah ini berasal dari kebocoran pipa milik PT PHE OSES. Pencemaran ini bukan kali pertama terjadi di perairan Lampung. (*)