Aom-Slamet

Rabu 24-08-2022,16:30 WIB

Slamet ini juga sosok yang senantiasa selalu bersyukur atas apa yang ia terima. 

“Kalau kita bersyukur dan dekat dengan Allah, pasti Allah akan membantu kita. Itu betul saya rasakan,” paparnya.

Dia bercerita, suatu malam saat itu  belum ada HP dan pelanggan tetap. Dia berjalan keliling dari Vila Citra I dan Vila Citra 2. 

Tembus ke perumahan Gunung Madu,  perumahan Jaya Permai, lewat Jalan Morotai. Lalu ke Way Halim Permai sampai pukul 12 malam.

“Sampai kayu manis. Nggak dapat duit seperak pun pak.  Tapi saya sadar. Beginilah kalau Allah belum kasih duit. Walapun Bandar Lampung dikelilingi. Tetap juga nggak dapat duit.”  

Tapi Slamet tidak mengeluh, apalagi menyesal. Karena ia sudah berusaha. 

“Kalau nggak usaha, justru saya nyesal. Kenapa ndak ke sana. Kenapa nggak ke sana. Kayak gitu.” 

Kalau orang, sudah bukan ratusan lagi ia temui. Ribuan orang, selama ia menyusuri jalan-jalan perumahan dari Vila Citra hingga Kayu Manis. 

“Tapi kalau Allah belum kasih duit, ya begitu. Kalau saya pak, kalau nggak ada yang beli di sini, insya Allah di sana. Kalau nggak hari ini, insya allah besok. Jadi saya enteng aja pak.  Jadi nggak ada beban saya". 

Selama perbincangan lebih kurang satu jam, saya mendapat banyak pelajaran berharga. Saya menemukan sosok guru spiritual yang hebat. Sosok yang  memaknai dan membuktikan arti syukur itu dalam kehidupan. 

Bukan sosok yang senantiasa mengucapkan syukur. Namun sikap dan perilaku tidak mencerminkan rasa syukur itu.

Meski Slamet tidak sekolah. Tidak bergelar apapun, apalagi bergelar profesor, di mata, saya beliau lebih layak menjadi panutan. Tidak seperti mereka. (*)

Kategori :

Terkait

Jumat 14-07-2023,08:40 WIB

Akhirnya, Saya Menulis Lagi

Rabu 24-08-2022,16:30 WIB

Aom-Slamet