Jubaidi mengungkapkan, hingga Senin 17 Oktober 2022, keberadaan harimau masih terpantau di Dusun Wonorejo, Pekon Sukaraja.
"Kalau masyarakat yang melihat harimau itu ada satu ekor. Tapi kalau dari jejak tapaknya, ada dua ekor," ujarnya.
Ia mengaku, belum ada rencana untuk upaya penangkapan harimau. Sementara, pihak TNBBS dan WCS melakukan edukasi ke masyarakat secara door to door tentang bagaimana menghadapi konflik harimau.
"Belum ada rencana penangkapan, tetapi sudah kita edukasi masyarakat tentang bagaimana menghadapi konflik harimau," jelasnya.
BACA JUGA: 33 Orang Diamankan Saat Razia Prostitusi, Mayoritas Masih Usia Remaja
Diketahui, munculnya harimau di Pekon Sedayu, Kecamatan Semaka, Tanggamus membuat warga cemas.
Kali terakhir, sang raja hutan terlihat di jalan lintas Barat (Jalinbar) letter S Pekon Sedayu, Selasa 11 Oktober 2022.
"Waktu Selasa Subuh, ada warga dari arah Bengkulu melintasi Jalinbar letter S Pekon Sedayu. Kemudian sampai masjid Way Kerap, dia cerita melihat dua ekor harimau yang sedang tiduran di jalan," kata Kepala Pekon Sedayu Sadi Fredianto.
Satu ekor harimau bertubuh besar dan lainnya berukuran kecil. "Sepertinya itu induk dan anak harimau," imbuh Sadi Fredianto.
Sadi menuturkan, warga yang melihat keberadaan harimau itu juga sempat memfoto bekas jejak kaki hewan tersebut di sekitar jalan letter S Pekon Sedayu.
Menurutnya, lokasi jalan lintas barat letter S Pekon Sedayu memang cukup dekat dengan perkampungan warga.
"Sekarang masih dipantau oleh tim dari TNBBS, WCS dan Rhyno," ujarnya.
Ia mengaku, pada Kamis sore, 13 Oktober 2022 juga ada laporan dari warga yang mendengar auman harimau di daerah perkebunan daerah Simpang Mancingan. Namun lokasi itu cukup jauh dari perkampungan penduduk.
BACA JUGA: BBM Subsidi Dipakai untuk Perusahaan, Polda Lampung Tetapkan 6 Tersangka
"Setiap di kebun Simpang Mancingan, warga dengar auman harimau pada siang hari. Tadi juga ada warga yang lapor mendengar auman harimau di kebun itu," ungkapnya.