"Ini tentunya kami sambut baik. Dengan adanya pelatihan metaverse untuk mahasiswa dan masyarakat umum," tegas Mahathir.
Menurut Mahathir, masih banyak hal yang harus dilakukan agar masyarakat bisa mengetahui apa itu metaverse.
”Tentunya hal ini tidak akan berhenti begitu saja. Masih ada banyak hal yang mesti kami follow up dan lanjutkan,” ujarnya.
Ini terutama terkait bagaimana metaverse bisa menjadi inspirasi masyarakat, khususnya dunia kampus supaya tidak hanya menjadi pengguna, namun juga pencipta.
BACA JUGA: Impack Rank Universitas Teknokrat Indonesia Urutan Pertama Versi Webometrics
Mahathir menegaskan, tugas tambahan di kampus adalah menghilirisasikan sebagai kurikulum pembelajaran.
"Tugas kami di kampus, memastikan agar hal ini bisa ter-link dengan kurikulum kampus, sehingga mahasiswa-mahasiswa bisa terpacu untuk memciptakan metaverse sendiri," tambah Mahathir.
Lebih lanjut Mahathir mengungkapkan, sebelum terpilih oleh Menkominfo, UTI ini telah melakukan pelatihan metaverse kepada pelajar yang ada di Lampung. Mulai dari SD, SMP, SMA, MA hingga SMK.
Universitas ini juga mengenalkan dunia metaverse ke sekolah-sekolah. Hingga saat ini tercatat 67 sekolah yang pernah didatangi.
BACA JUGA: Pemprov Lampung Dukung Penuh Mahasiswa Kembangkan Kreatifitas di Academic Expo Teknokrat
Di mana, siswa sekolah-sekolah itu dilatih membuat metaverse melalui teknologi aumented reality. (*)