Ini yang menyebabkan Al Chaidar pernah berdakwah di kampusnya, Universitas Indonesia dan tetap minum minuman keras.
Parahnya, konsep tersebut malah kian menarik minat generasi muda saat itu.
Al Chaidar juga mengaku sangat mengenal sosok Abu Toto yang kemudian lebih populer dengan sebutan Panji Gumilang.
Kontroversi di Pondok Al Zaytun atau Ma’had Al Zaytun ini dituangkan dalam sejumlah buku.
BACA JUGA: Jadi Ponpes Terbesar se-Asia Tenggara, Dari Mana Sumber Dana Al Zaytun?
Salah satunya dalam buku setebal 121 halaman, Membongkar Gerakan Sesat NII Di Balik Pesantren Mewah Al Zaytun.
Pada bagian pertama buku ini mengulas soal sejarah berdirinya Ponpes Al Zaytun.
Termasuk latar belakang berdirinya Ponpes Al Zaytun yang disebut terkesan tiba-tiba.
Di mana, penggalangan dana dalam jumlah yang cukup besar bisa dilakukan dalam waktu relatif cepat.
Sementara saat itu situasi ekonomi, terutama di kalangan umat Islam sedang tidak stabil.
Kemudian terungkap latar belakang penguasaan tanah lahan produktif dan tidak produktif seluas 1.200 hektare.
Rencana penguasaan tanah tersebut muncul ketika ada kabar kabar pembangunan ruas tol Cirebon-Subang.
Lalu, soal proyek misteri Ponpes Al Zaytun. Di mana, ada sikap tertutup dari pondok pesantren tersebut.
BACA JUGA: Gawat! Ada Tafsir Tambahan Syahadat di Al Zaytun, Tiada Negara Selain Negara Islam
Termasuk ulasan mengenai siapa sebenarnya Abdus Salam Panji Gumilang alias Abu Toto yang memiliki nama asli Abdus Salam bin Rasyidi.