Ella berharap masyarakat petani sawit sendiri dapat merasakan subdisi pemerintah. Hal ini agar masyarakat merasakan subsidi bagi masyarakat yang menjadi ujung tombak kelala sawit.
"Jangan sampai juga petani sawit kesulitan mendapatkan minyak goreng. Pasokan dalam negeri harus selesai dulu baru ekspor, tapi katanya bagaiamana wong harga ekspor tinggi, Harga ekspor Rp15 ribu, di lokal Rp8 ribu, siapa sih yang nggak ngiler, jadi semua keluar. Maka berlaku HET, pemerintah gak kehabisan akal ada atau tidak uang subsidi minyak goreng untuk menjaga kestabilan harga,” ungkapnya. (*)