Setidaknya, untuk realisasi investasi PMA berdasarkan negara ada 15 negara yang masuk ke Provinsi Lampung.
Malaysia berinvestasi terbesar pada Triwulan I pada sektor tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan Rp 419 miliar dan industri makanan Rp 76 miliar di Mesuji.
Serta perdagangan dan reparasi Rp 6 miliar di Bandar Lampung.
BACA JUGA:Kode Redeem FF Minggu 11 Juni 2023, 10.000 Diamond Gratis Free Fire Khusus Hari Ini
Singapura terbesar berinvestasi di Lampung Tengah Rp 188 miliar. Sektor terbesarnya adalah industri makanan Rp 194 miliar.
RR Tiongkok terbesar berinvestasi di Lampung Selatan Rp 248 miliar. Sektor terbesar adalah industri makanan Rp 233 miliar.
Kemudian, Taiwan kembali berinvestasi setelah terakhir kali pada akhir 2020 di Kabupaten Pesawaran berupa sektor perikanan Rp 96,2 miliar.
Menurut Yudhi, viralnya Provinsi Lampung sejak beberapa bulan terakhir belum dapat dilihat apakah berdampak terhadap nilai investasi.
Dampak tersebut baru akan terlihat pada triwulan II tahun ini.
BACA JUGA:Cerita Inspiratif: Mengenal Tirto Utomo, Sukses Berbisnis Tidak Biasa di Usia 48 Tahun
"Namun semoga saja tidak berdampak terhadap investasi di Lampung karena kita terus berupaya agar para investor nyaman. Dan semua viralnya Lampung sudah tertangani dengan baik," ungkapnya.
Yudhi Alfadri mengatakan, tahun ini pihaknya optimis dapat mencapai target investasi tahun 2023 sebesar Rp 11 triliun.
"Kita optimis tercapai tahun ini. Tahun kemarin karena dampak Covid-19, kita merawat investasi yang ada," ucapnya.
Optimisme tersebut, kata Yudhi bukan tanpa dasar. Dirinya optimis karena saat ini semua investasi berjalan bagus.
"Kalau soal investor ada beberapa sudah penjajakan. Nanti tindak lanjutnya kita kasih info terkait Lampung. Silahkan datang dan lihat. Apakah ada ketertarikan investasi di sini," tuturnya.