Oleh Ardiansyah (Bang Aca)
Dirut Radar Lampung Grup
SELAMA lebih dari 1 pekan, Radar Lampung grup, melalui koran cetak, hybrid dan onlinenya, memberitakan cawe-cawe beberapa pengusaha besar dalam ajang pemilihan kepala daerah di Provinsi Lampung.
Tujuan utamanya adalah agar pada pilkada mendatang, kita bisa menyaksikan ajang pemilihan pemimpin 5 tahun sekali itu, tanpa intervensi kekuatan pemilik modal.
Saya sangat mahfum bahwa itu bukan pekerjaan mudah. Sebab, mesti berhadapan dengan sejumlah pihak yang justru menghendaki cawe-cawe itu.
Beragam respon pembaca masuk ke saya. Baik itu secara langsung, via telopon maupun melalui pesan WhatsApp.
Komentarnya pun beragam. Namun, sebagian besar mengapresiasi berita seputar cawe cawe itu.
Kami akui, sejak memunculkan koran hybrid satu bulan lalu, kepercayaan diri kami sebagai koran mainstream kembali timbul.
Sebab, melalui sistem ini, pembaca koran Radar Lampung, meningkat hingga hampir 10 kali lipat.
Peningkatan pembaca yang sangat signifikan ini tentu lebih banyak disebabkan karena pembaca bisa menikmati sajian kami secara cuma cuma. Setidaknya dalam masa promosi saat ini.
Melalu koran hybrid, berita berita Radar Lampung dengan sangat mudah disampaikan kepada khalayak. Sehingga, dampaknya pun kian meluas.
Dampak itu bisa kami rasakan dengan semakin banyaknya masyarakat membincangkan tentang berita-berita yang kami sampaikan. Dan mereka berasal dari berbagai kalangan.
Misalnya, istilah cawe-cawe yang kami pilih, sudah menjadi pembicaraan.
Kembali soal tujuan Radar Lampung grup mengangkat soal cawe-cawe. Sekali lagi dimaksudkan untuk menjaga agar demokrasi tidak terkebiri oleh pemodal besar.
Dampak buruknya, masyarakat pemilih cenderung pragmatis. Meskipun sosok yang dipilih juga masih dalam kategori baik dan layak dipilih.