Rasa cinta terhadap bangsa, kata Novi Bachmid, sejak lahir memang anak dari desa dan melihat Indonesia ada beragam budaya suku bahasa yang harus dikembangkan.
''Dari niat itu, dipertemukan panggilan alam jadi satu kesatuan hingga keluar karya Wonderland Indonesia. Saya nyanyikan lagu dari jiwa dan hati," ujarnya.
Sementara Once Mekel menyatakan seni itu ilusi kenyataan dalam versi yang indah.
''Saya melihat bangsa ini banyak yang harus diperjuangkan. Jadi musik menurut saya pandangan jauh ke depan," ucapnya.
BACA JUGA:Apresiasi, Siswa SMK Muhammadiyah Gisting Tanggamus Bantu Kepolisian Ungkap Kasus Curanmor
Dengan energi yang diciptakan, melodi, dan dipadu dengan kata-kata, itu menggugah ada sesuatu yang akan dicapai.
"Saya percaya Indonesia perlu kekuatan lebih karena negara ini merupakan negara modern," katanya.
Beraktivitas musik, kata Once Mekel, dirinya selalu membagi dua yakni mencari uang dan berekspresi untuk mempertajam diri.
''Bangsa ini jadi istimewa karana jadi angan-angan yang menjadi kenyataan dan musik jadi kata kuncinya,'' ungkapnya.
BACA JUGA:Lampung Timur Deklarasikan Kampanye Damai
Terkait struggle hingga saat ini, Once Mekel menyatakan terpenting ada kemauan dan usaha.
''Lakukan sesuatu bersenang-senang, bukan terbeban. Apa yang dicapai adalah sebuah bonus. Kita dapat kesempatan, mencoba lebih baik. Reputasi penting dari apresiasi," tambahnya.
Sementara Prof. Lusmeilia menyatakan kegiatan ini menyatukan seluruh mahasiswa Unila karena 60 persen dari luar Lampung.
"Kami ingin memberikan motivasi kebersamaan satu bangsa Indonesia," katanya.
BACA JUGA:Cek Suhu Maksimum Harian di Indonesia Hari Ini Termasuk Jawa Tengah, Lampung Tercatat Aman
Dalam kurikulum pelajaran, kata Prof. Lusmeilia, Unila sudah memberikan konsep kebangsaan dan tiap hari besar nasional.