Konon, seorang Bidadari Cantik bernama Amaryllis jatuh cinta dengan penggembala domba bernama Alteo.
Hari demi hari, Amaryllis melihatnya dari kejauhan lantaran mengagumi ketampanan penggembala itu.
Ketika suatu saat cintanya begitu menggebu-gebu, ia mendatangi Dewi Aphrodite untuk menunggu di depan pintu Alteo setiap malam, menggunakan gaun putih dan memecah harinya dengan panah emas.
Hanya saja Alteo sama sekali tak tertarik dengan perilaku Amaryllis tersebut.
Hingga akhirnya pada hari ke-30, Alteo membuka pintunya dan menemukan bunga amarilis yang telah mekar.
Bunga tersebut mekar dari pecahan hati peri Amaryllis yang merusak hatinya sendiri untuk menunjukkan rasa cintanya.
Khusus bunga Amarilis di Taman Bunga Amarilis di Gunung Kidul Yogykarta ini, konon tahun 1980-an, bunga cantik berwarna oranye sempat menjadi gulma bagi tanaman perkebunan lainnya.
Warga yang mayoritas merupakan petani berupaya memusnahkan bunga tersebut.
BACA JUGA:Rekomendasi Cafe Dekat Stasiun Tugu Yogyakarta, Cocok untuk Tempat Nongkrong Sambil Nunggu Kereta
Kemudian, ada pemerhati bunga amarilis ini mulai mengedukasi masyarakat untuk membudidayakan bunga Amarilis tersebut.
Dan saat ini, Taman Bunga Amarilis menjadi destinasi wisata di Gunung Kidul Yogyakarta terutama jelang akhir tahun layaknya taman bunga bak eropa .
3. Warna Bunga Amarilis
Dirangkum beberapa sumber, bunga amarilis melambangkan kebanggaan, kekuatan dan tekad. Secara khusus, warna amarilis berbeda beda menyajikan makna yang berlainan pula.
BACA JUGA:Rekomendasi Hotel Syariah Murah di Yogyakarta, Bisa Dapat Tarif di Bawah Rp 150 Ribuan per Malam
- Amarilis Oranye: Bunga melambangkan kebahagian dan kecerahan serta menyimbolkan energi positif dan optimis. Selain, itu dimaknai sebagai perasaan aman dan puas .