"Ya dalam satu dua minggu ini trendnya meningkat. Tapi tidak menutup kemungkinan kasus bukan infeksi juga ada," ungkapnya.
"Untuk datanya kita belum ada hitungan data dengan lengkap. Tapi itu terasa oleh dokter-dokter yang merawat pasien di rumah sakit lumayan meningkat," sambungnya.
Untuk DBD, menurut dr. Fedriyansyah, SpA, M.Kes, selain pencegahan dengan partisipasi masyarakat juga dapat dilakukan vaksinasi.
"Vaksinasi ini untuk anak 6 sampai 45 tahun. Dalam penelitian bisa sampai 68 persen mengurangi kemungkinan dirawat dan 80 persen lebih cegah infeksinya," ungkapnya.
BACA JUGA:Anggota PPK Pesisir Barat Lampung Pingsan saat Pleno PSU
"Kita berharap makin banyak anak divaksinasi, seperti di Kalimantan semua anak diberikan vaksin ini oleh pemda dan digratiskan. Itu harapan kita," lanjutnya.
Sebab, menurutnya penyakit DBD saat ini tidak mengenal waktu lagi. Dahulu, trend DBD terjadi pada Februari dan Agustus saat musim hujan. Saat ini kasusnya hampir setiap bulan.
"Untuk itu kita harus lakukan pencegahan," tuturnya.
Sementara, dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) Ketua PP IDAI mengatakan, penyakit anak di Indonesia masih berkutat di penyakit infeksi.
"Bagaimana baru-baru kita disibukkan dengan munculnya kembali kasus polio di Jateng dan Jatim. Kemudian kasus campak dan difteri yang harusnya bisa dicegah dengan imunisasi," ungkapnya.
Selain itu juga ada penyakit yang tidak menular yang trendnya tengah meningkat. Seperti kasus obesitas.
Angka kenaikan obisitas pada anak-anak di Indonesia setiap tahunnya sebesar 7,9 persen.
"Kalau ita punya anak Indonesia 90 juta. Maka sekitar 7 juta per tahun naik obesitas. Banyak sekali pertambahan obesitas. Terbanyak pada laki-laki," ucapnya.
BACA JUGA:Cari Vitamin untuk Tulang? Ini 5 Suplemen Sehat Tinggi Kalsium, Bantu Cegah Osteoporosis
"Obesitas ini tidak sendiri, nanti kaitannya dengan diabetes, hipertensi, dan lainnya. Itu membentuk suatu kelompok penyakit. Akibatnya 10 sampai 15 tahun terdeteksi muncul serangan jantung koroner. Jadi saat usia 30 tahun sudah dilaporkan jantung koroner. Diabetes pada remaja atau tipe 2 banyak. Hipertensi pada anak," paparnya.