Dalam pengawasan hewan kurban ini, disampaikan Lili Mawarti, ada 1.148 orang petugas yang disiapkan.
Rinciannya, ada 179 dokter hewan, petugas teknis peternakan ada 549 orang, paramedik veteriner 269 orang, dan relawan terlatih ada 151 orang yang berasal dari unsur pemerintah.
"Kita juga libatkan organisasi terkait seperti PDHI, Paravetindo, dan ISPI. Juga akademisi dari Unila, Polinela, dan UTB. Serta para relawan," ungkapnya.
Dari hasil pemantauan dan pemeriksaan sejauh ini, Lili Mawarti mengklaim bahwa hewan kurban yang ada di lapak-lapak penjualan dalam keadaan sehat.
BACA JUGA:Masuk Pasaran Indonesia, Asus Zenfone 11 Ultra Bawa Snapdragon 8 Gen 3, Intip Harganya
"Tadi kita sudah pantau seperti di tempat penjualan kambing. Kambing-kambing di lapak tadi begitu lincah. Artinya banyak gerak itu adalah salah satu bahwa hewan kambing itu sehat," ungkapnya.
"Jadi secara performanya juga dengan dilihat itu tidak kurus memenuhi syarat untuk dikurbankan," sambungnya.
Begitu juga terkait ketersediaan hewan kurban dirinya menyebut ketersediaan hewan kurban di Lampung surplus.
Rinciannya, ketersediaan sapi dan kerbau ada 33.313 ekor sedangkan kebutuhan 24.298 ekor. Sehingga surplus 9.015 ekor.
BACA JUGA:Liburan Sekolah Makin Hemat dengan Promo Cashback 50 Persen Tiket Pesawat di BRImo
Ketersediaan kambing dan domba ada 62.247 ekor, sedangkan kebutuhan sebanyak 54.505 ekor. Sehingga surplus 7.742 ekor.
"Kita juga suplai Jabodetabek. Makanya ini turun juga tim dari Balai Karantina. Mereka turun yang mengawasi lalu lintas hewan ternak kita. Lampung dikenal lumbung ternak," ucapnya.(*)