Dari Notifikasi WhatsApp Menuju Kesadaran Baru — Cerita Ahmad dan Pentingnya Cek Kesehatan Gratis
SUASANA UPT Puskesmas Berung tempat Ahmad melakukan Cek Kesehatan Gratis.---Foto: Prima Imansyah Permana/ Radarlampung.co.id.---
Setiap Sabtu dan Minggu, ia rutin running selama satu jam di lingkungan Universitas Lampung (Unila), menempuh jarak sekitar 5 kilometer. Lingkungan kampus yang rindang, trotoar yang lebar, serta udara pagi yang segar menjadi alasan ia selalu berlari di sana.
Namun ketika sampai di Puskesmas Berung pukul 08.30 WIB, semangatnya langsung meredup. Tenaga kesehatan piket mengatakan bahwa laboratorium tutup pada hari Sabtu. Ia diminta kembali pada Senin, 28 Oktober.
“Agak kecewa, sudah siap mental, tapi ternyata belum bisa periksa,” kenangnya.
Namun Ahmad menolak mundur. Ia bertekad datang kembali.
Untuknya, ini bukan sekadar cek kesehatan. Ini adalah hadiah ulang tahun untuk dirinya sendiri—sesuatu yang belum pernah ia lakukan selama 30 tahun hidup.
Hari Pemeriksaan: Ketakutan, Keberanian, dan Hasil yang Mengejutkan
Senin pagi itu, setelah mengantar anaknya ke bimba di perumahan sebelah, Ahmad menuju Puskesmas. Petugas piket mengarahkannya menggunakan aplikasi JKN Mobile untuk mendapatkan nomor antrean. Ia mendapat nomor 11.
Tahap awal berjalan lancar.
Tensinya normal. Berat badannya 78 kilogram—angka yang dianggapnya masih aman.
Namun bagian setelahnya membuat napasnya lebih berat: pengambilan sampel darah.
Ia menggenggam kedua tangannya erat.
“Yang saya takutkan itu bukan sakit jarumnya… tapi hasilnya,” katanya lirih.
Tetapi ia tetap duduk. Jarum menusuk ujung jarinya, tetesan darah jatuh ke alat pemeriksa, dan layar alat menampilkan sejumlah angka. Petugas laboratorium mengernyit pelan.
Hasilnya:
Asam urat: 11,7 mg/dL (sangat tinggi) Glukosa sewaktu: 141 mg/dL (normal) Kolesterol total: 183 mg/dL (mendekati batas tinggi)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
