Profesor Karomoney

Profesor Karomoney

-Ilustrasi: Reza Alfian Maulana-Harian Disway---

BACA JUGA:Aturan Baru : Syarat Tes Antigen dan PCR Dihapus, Tapi...

Yang terjadi kemudian, banyak dosen yang menjadi tukang palak intelektual, memalak mahasiswa supaya membuat penelitian ilmiah, lalu sang dosen mendaku dengan menempelkan namanya sebagai ”first author”. Sang dosen masih memaksa para mahasiswa supaya mengutip karya ilmiahnya untuk menaikkan sitasi.

Kematian kampus adalah fenomena internasional akibat neoliberalisme politik dan ekonomi. Peter Fleming menggambarkan suasana kampus yang kelam di Amerika dan Eropa. Tekanan beban kerja yang sangat berat tidak diimbangi dengan remunerasi dan kompensasi yang memadai.

Di Indonesia belum terdengar ada dosen yang mati bunuh diri karena frustrasi oleh kondisi kampus. Namun, sudah banyak dosen yang meninggal karena tekanan batin yang menyebabkannya mati jantungan. 

Protes terhadap komersialisasi kampus yang berlebihan sudah sering disuarakan. Eksploitasi dan perbudakan yang berlebihan oleh jurnal internasional terakreditasi sudah sangat sering disuarakan. Tapi, praktik itu tetap berjalan tanpa ada perbaikan.

BACA JUGA:Chandra Depstore MBK Hadir dengan Konsep Baru

Intelektual Rocky Gerung bukan guru besar. Namun, ia sering disebut profesor karena otoritas kepakarannya di bidang filsafat. Ia memilih keluar dari kampus dan mengembara ke tengah-tengah publik sebagai intelektual organik. Seorang dosen disebut guru besar karena badannya berukuran jumbo dengan berat di atas 1 kuintal.

Berbeda dengan banyak profesor tradisional yang hanya ongkang-ongkang di menara gading sambil menjadi pemburu Scopus, Rocky adalah ”profesor organik” dalam terminologi Gramsci, atau ”rauzan fikri”, manusia tercerahkan, dalam istilah Ali Shariati.

Para akademisi, dari dosen sampai guru besar, yang kerjanya cuma mengajar di kampus lalu pulang termasuk kategori ”dosen kupu-kupu” alias kuliah-pulang, kuliah pulang. Ada juga dosen yang kesibukannya cuma kuliah dan rapat setiap hari. Ia masuk kategori ”dosen kura-kura”, kuliah-rapat, kuliah rapat.

Dosen kunang-kunang lebih unik lagi. Saking sibuknya penelitian, kerjanya setiap hari nangkring di perpustakaan. Ia dijuluki dosen kunang-kunang, kuliah-nangkring, kuliah-nangkring. Dosen lainnya sibuk berburu KUM, nilai kredit dosen, sampai ”kusem” karena kerjanya tiap hari memang kusem, kuliah-seminar.

BACA JUGA:Abaikan Peringatan Amerika, Turki Tetap Jalin Kerjasama dengan Rusia

Dosen komersial adalah ”dosen kuda-kuda”, kerjanya kuliah-dagang, kuliah-dagang. Apa saja ia perdagangkan secara komersial. Ia juga suka sogok sana sogok sini untuk mengejar gelar sampai guru besar.

Kasus penangkapan Profesor Karomani menambah daftar suram dunia intelektualitas Indonesia. kecaman keras muncul dari berbagai kalangan. Karomani dianggap rakus mengumpulkan uang dengan cara haram. Ia pun dipelesetkan sebagai ”Profesor Karo-Money”. (*)

 

Artikel ini sudah tayang di hariandisway.id dengan judul : Profesor Karomoney

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: harian disway