Paparan Visi Misi di GSG, Bacarek Ditanya Cara Memulihkan Nama Universitas Lampung Hingga Senyuman Pemimpin

Paparan Visi Misi di GSG, Bacarek Ditanya Cara Memulihkan Nama Universitas Lampung Hingga Senyuman Pemimpin

Foto bersama bakal calon rektor usai pemaparan visi misi dan berbarengan dengan ikrar pilrek damai di GSG Universitas Lampung, Selasa 20 Desember 2022. FOTO MELIDA ROHLITA/RADARLAMPUNG.CO.ID --

BACA JUGA: Paparan Visi Misi di Fakultas Teknik, Bakal Calon Rektor Universitas Lampung Dapat Pertanyaan Ini

Langkah selanjutnya, meningkatkan kualitas pendidikan dengan peningkatan SDM. Ditargetkan 2026 akan ada sekitar 200 guru besar. 

"Meningkatkan fasilitas pendidikan, paten dan publikasi serta meningkatkan sarana dan prasarana pembelajaran. Terkait koperasi, Insya Allah akan saya teruskan jika terpilih. Statusnya saat ini dihentikan karena ada permasalahan hukum yang ditinggalkan oleh rektor periode terdahulu," tandasnya.

Sementara pada sesi kedua, terdiri dari Dr. Marselina, Prof. Murhadi, Dr. Nairobi dan Prof. Suharso yang bergiliran menjawab pertanyaan para peserta. 

Seperti pertanyaan dari dosen FEB, yang menyampaikan keluhan dari para tukang sapu, security, penjaga gedung, hingga karyawan lain yang menginginkan pimpinan dengan senyum saat bertemu. 

BACA JUGA: Mengaku Khilaf, Prof. Asep Sukohar Menangis Minta Ampun, Doakan Universitas Lampung Lebih Baik

Kemudian, pertanyaan bagaimana cara para Bacarek menolak praktek-praktek yang bertentangan dengan integritas dalam penerimaan mahasiswa baru. 

Lalu permasalahan administrasi sudah melampaui dari tri dharma, hingga binaan UKM dari Unila berupa bentuk kerjasama.

Prof. Suharso yang mengawali menjawab pertanyaan tersebut. Dia mengatakan, sudah kewajiban sebagai pejabat untuk memanusiakan manusia. Bukan merendahkan atau sebagainya.

"Terus terang, saya pernah bekerja sebagai cleaning service. Kepala dinas di sana mengungkapkan, tanpa Andà, pekerjaan kami tidak bisa lebih baik. Jadi sudah kewajiban kita mengorangkan manusia,” tegas Prof. Suharso. 

BACA JUGA: Paparan Visi Misi Bakal Calon Rektor Unila, Prof. Asep Sukohar Janji Naikkan Dana Penelitian Guru Besar

Menurut dia, ini menjadi catatan dalam melayani seluruh lapisan. Bukan bertindak sebagai raja. Namun menempatkan posisi kepada yang terendah supaya bisa mudah menghargai orang lain.

Soal dosen disibukkan dengan persoalan administrasi yang berkembang saat ini, Prof. Suharso menyatakan, saat ini sedang dibangun sistem one data 

Dilanjutkan tanggapan dari Dr. Nairobi. Ia menyatakan, pemimpin yang dinilai takut oleh karyawannya, sifatnya bukan amanah tetapi kekuasaan.

"Kalau jabatan dianggap sebagai kekuasan, begitu jadinya. Harusnya jabatan dijadikan amanah, bukan abuse of power. Insya Allah PTN adalah amanah yang harus dijalankan dengan kerendahan hati," kata Dr. Nairobi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: