Peristiwa Paling Parah, Kasus Ikan Mati Mendadak di Danau Ranau Sebabkan Kerugian Sebesar Ini
Puluhan ribu ekor ikan mati mendadak menyebabkan petani keramba jaring apung (KJA) di Danau Ranau, Kecamatan Lumbok Seminung, Lampung Barat rugi besar. FOTO EDI PRASETYA/RADARLAMPUNG.CO.ID --
Fenomena ini memang lebih parah dari yang terjadi pada 2017 silam.
BACA JUGA: Program Subsidi Gaji BSU Cair Bulan Ini? Simak Penjelasan Kemnaker
Untuk ikan mati mendadak terdiri dari dua jenis. Salah satunya masih bisa dikonsumsi karena belum mengeluarkan bau khas belerang.
Kamaludin menyatakan pemkab siap memfasilitasi pembudidaya yang menggunakan pembiayaan perbankan agar bias mendapatkan pengembalian pinjaman.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lampung Barat menurunkan tim untuk menguji sampel air di Danau Ranau, Kamis 12 Januari 2023. --
Jika anggaran memungkinkan, tahun depan akan diberikan bantuan alkon dan alat blower benih hinga pakan ikan.
Dinas Lingkungan Hidup Periksa Sampel Air Danau Ranau
BACA JUGA: Soal Rencana Pemindahan Karomani ke Lapas Rajabasa, Rutan Bandar Lampung Bilang Begini
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lampung Barat menurunkan tim untuk menguji sampel air di Danau Ranau, Kamis 12 Januari 2023.
Kabid Pengelolaan dan Pengendalian Lingkungan Hidup (PPLH) Sukimin mengatakan, fokus pemeriksaan di antaranya Dissolved Oxygen (DO) atau kadar oksigen dalam air.
Terkait matinya puluhan ribu ikan di danau tersebut, diduga disebabkan kandungan sulfur yang keluar dari dasar danau.
Di mana, Danau Ranau memiliki potensi panas bumi karena berdampingan langsung dengan Gunung Seminung.
BACA JUGA: Terbaru! Lowongan Kerja Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PNPN) Bea Cukai Januari 2023
“Memang kami menduga ada potensi panas bumi yang mengeluarkan gas sulfur atau belerang, mengingat danau ini berdampingan langsung dengan Gunung Seminung,” kata Sukimin.
Dampak dari gas sulfur itu dapat mengurangi kadar oksigen sehingga membuat ikan maupun organisme lainnya akan mati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: