Iklan Bos Aca Header Detail

Akademi Militer Kini Dipimpin Jenderal TNI Peraih Penghargaan Prestisius, Ini Profilnya

Akademi Militer Kini Dipimpin Jenderal TNI Peraih Penghargaan Prestisius, Ini Profilnya

Akademi Militer Kini Dipimpin Jenderal Peraih Penghargaan Prestisius, Ini Profilnya--akmil.ac.id

BACA JUGA:KKB Papua Minggir ! Ini Bukti Kekompakan TNI dengan Warga di Papua 

Hal ini berdasarkan berdasarkan SK Panglima TNI Kep/426/IV/2023. SK tersebut dikeluarkan pada 27 April 2023 lalu.

Rinciannya, sebanyak 50 pati TNI AU, 37 pati TNI AL dan 85 Pati TNI AD. Mutasi tersebut meliputi sejumlah pos penting dari seluruh wilayah Indonesia. 

Mutasi kali ini juga menyentuh jabatan gubernur Akademi Militer. Berdasarkan SK Panglima TNI itu, jabatan gubernur Akademi Militer beralih ke Brigadir Jenderal Erwin Djatniko. 

Brigadir Erwin Djatniko bakal menggantikan Mayor Jenderal Legowo W. R. Jatmiko yang bakal menempati pos sebagai Pa Sahli Tk. III Kasad Bid. Intekmil dan Siber. 

BACA JUGA:Awas HAM ! Ini Pesan Panglima TNI untuk Pasukan di Papua

Brigadir Jenderal Erwin Djatniko sendiri menduduki jabatan sebagai Wakil Gubernur Akademi Militer. 

Erwin Djatniko merupakan perwira tinggi TNI Angkatan Darat yang berasal dari korps kavaleri.

Mengutip laman wikipedia, Jenderal kelahiran Cimahi Jawa Barat ini merupakan lulusan Akademi Militer tahun 1992. 

Prestasi Erwin Djatniko sudah terlihat sejak di Akademi Militer. Saat lulus, Erwin Djatniko bahkan menyandang anugerah penghargaan lulusan terbaik, Adhi Makayasa.

BACA JUGA:Konflik Makin Panas, TNI Evakuasi Dubes RI untuk Sudan

Adhi Makayasa merupakan jenis penghargaan prestisius untuk lulusan terbaik TNI dari setiap matra dan juga lulusan Akademi Kepolisian. 

Setelah lulus, Erwin Djatniko mengawali karirnya di Ynokav 3 Andhaka Cakti Kodam V Brawijaya dengan menjabat sebagai komandan peleton. 

Erwin Djatniko juga pernah mengikuti pendidikan susdantonkav di Jerman pada kurun 1997 hingga 1998. 

Sebagai prajurit TNI Erwin berpengalaman di Timor Timur dalam penugasan pengamanan daerah rawan kurun 1998 hingga 1999. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: