Kondisi Bahasa Lampung Rentan Punah, Revitalisasi Bahasa Daerah Kunci Perbaikan

Kondisi Bahasa Lampung Rentan Punah, Revitalisasi Bahasa Daerah Kunci Perbaikan

--

RADARLAMPUNG.CO.ID - Gubernur Lampung Arinal Djunaidi secara resmi membuka Rapat Koordinasi Mitra Kerja Revitalisasi Bahasa Daerah, di Novotel Lampung, Kamis, 12 Mei 2023.

Dalam Rakor tersebut, Gubernur mengatakan bahwa masyarakat Lampung musti bangga karena masuk kedalam salah satu provinsi yang memilki aksara, di Indonesia sendiri terdapt 718 bahasa daerah. 

Dengan jumlah tersebut Indonesia menjadi negara kedua yang memiliki jumlah bahasa terbanyak di dunia setelah Papua New Guinea dengan lebih dari 800 bahasa daerah.

"Dan tidak semua provinsi punya tulisan (aksara). Tentunya bahasa daerah ini harus kita pertahankan, jangan sampai ini memudar dan menghilang," ujar Gubernur Arinal.

BACA JUGA:Soal Aliran di Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang: Disentil Mazhab Soekarno Aja Geger, Apalagi Mazhab Kartosuwir

Dengan bantuan semua stakholder dirinya meminta untuk terus melestarikan budaya serta bahasa Lampung agar tidak punah di kemudian hari.

Bicara mengenai kepunahan, Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra Nasional Muh. Abdul Khak menyebutkan bahwa dalam refitalisasi bahasa mengambil dua model, yaitu pentur banyak dan punah di Inonesia.

"Bahasa dengan penutuh juga perlu direfitalisasi, salah satunya agar pentur muda peduli minimal di dalam lingkup rumah tangga, secara teori lebih baik di rumah yaitu bapak ibu dan anak," kata Muh dalam wawancaranya.

Ditanya bagaimana menyikapi para pemuda-pemudi yang sudah jarang menggunakan bahasa daerahnya untuk kembali kepada percakapan sehari-hari mereka? Muh menyebut jika untuk mengatasi itu pihaknya tidak memilih mulok, melainkan kegiatan lain untuk menyeimbangkan trend kaum muda saat ini.

BACA JUGA:Penjelasan tentang Dukhan, Kabut yang Muncul saat Hari Kiamat

"Kami tidak menggunakan mulok, beberapa alternatif saya sebut standup comedy, cerita, mendongeng, puisi dan berbagai bentuk kami tawarkan lalu mereka memilih," kata dia.

"Terpenting digunakan bahasa daerah itu, apapun bentuknya, karena konsep dari merdeka belajar dan tidak malu lagi menggunakan bahasa," lanjutnya.

"Dan tentu kami juga bertugas memediasi perang bahasa jadi pertimbangkan untuk mengunggah pendapat,"  ungkapnya.

Mengenai Bahasa Lampung sendiri, Muh menyebut jika korelasi dengan MBKM di antaranya penawaran bentuk yang bisa dipilih secara merdeka untuk pembelajaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: