Sejarah Kerajaan Padjadjaran: Mengungkap Jejak Sejarah Jawa Barat

Sejarah Kerajaan Padjadjaran: Mengungkap Jejak Sejarah Jawa Barat

simak cerita lengkap sejarah kerajaan padjajaran-Pinterest/@ssdecmedia-

RADARLAMPUNG.CO.ID - Di antara keberagaman budaya dan sejarah yang kaya di Indonesia, Kerajaan Padjadjaran telah meninggalkan jejak yang kuat di Jawa Barat

Merupakan kerajaan Hindu terakhir di Pulau Jawa sebelum kedatangan Islam, Padjadjaran memiliki peran penting dalam pembentukan identitas dan perkembangan masyarakat Jawa Barat. 

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi sejarah Kerajaan Padjadjaran yang menarik dan mengungkap aspek-aspek yang mempengaruhi wilayah ini.

Kerajaan Padjadjaran berpusat di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Kota Bogor, Jawa Barat. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-14 Masehi di bawah pemerintahan Raja Siliwangi. 

BACA JUGA:7 Amalan di Pagi Hari Pembuka Pintu Rezeki, Nomor 6 Sering Dilupakan

Pendiri kerajaan ini adalah Prabu Siliwangi, seorang pahlawan yang masih dihormati hingga saat ini oleh masyarakat Sunda.

Pada masa kejayaannya, Kerajaan Padjadjaran memiliki wilayah yang luas dan berpengaruh. Wilayahnya meliputi sebagian besar Jawa Barat modern, termasuk daerah-daerah seperti Bogor, Cianjur, Sumedang, dan Majalengka. 

Ibukota kerajaan ini terletak di Pakuan Pajajaran, yang sekarang menjadi wilayah Kota Bogor. Kota ini dipilih karena letaknya yang strategis di antara Sungai Ciliwung dan Gunung Salak.

Salah satu kekayaan Kerajaan Padjadjaran terletak pada sistem pertaniannya yang maju. Masyarakatnya terampil dalam bertani dan mengembangkan sistem irigasi yang efisien. 

BACA JUGA:Loh, Panji Gumilang Pesan Ribuan Kitab Injil untuk Dikirim Ke Pondok Pesantren Al-Zaytun, Ada Apa Gerangan?

Sawah-sawah teras yang diatur dengan baik digunakan untuk membudidayakan padi, sehingga Kerajaan Padjadjaran menjadi salah satu produsen padi terbesar di Pulau Jawa pada masanya.

Kerajaan Padjadjaran juga dikenal karena kemampuannya dalam mengorganisir sistem pemerintahan yang efektif. Raja-raja Padjadjaran membagi kekuasaan dengan bangsawan dan pejabat pemerintahan, termasuk pemimpin militer yang disebut Bupati. Sistem ini memastikan stabilitas dan kontrol yang efektif di dalam kerajaan.

Namun, Kerajaan Padjadjaran tidak lepas dari tantangan dan konflik. Salah satu konflik terbesar yang dihadapi adalah serangan dari Kerajaan Demak yang dipimpin oleh Sultan Trenggana pada abad ke-16. Serangan ini mengakibatkan keruntuhan Kerajaan Padjadjaran dan menjadikannya bagian dari Kesultanan Mataram.

Meskipun Kerajaan Padjadjaran telah runtuh, warisan budaya dan tradisi mereka tetap hidup hingga saat ini. Salah satu contoh yang terkenal adalah tarian tradisional Sunda, seperti Tari Jaipongan dan Tari Topeng Cirebon, yang diwarisi dari era kerajaan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: