Mengulik Akulturasi Budaya Bali dan Islam di Desa Pegayaman

Mengulik Akulturasi Budaya Bali dan Islam di Desa Pegayaman

Masyarakat desa Pegayaman di Bali, yang mayoritas beragama Islam. ILUSTRASI/FOTO TANGKAPAN LAYAR-SNACK VIDEO @KisahIndonesia--

BACA JUGA: Melihat Kepingan Surga lewat Tempat-Tempat Terindah di Dunia

Meskipun penduduk Desa Pegayaman hidup di tengah-tengah lingkungan masyarakat Bali yang mayoritas beragama Hindu.

Namun masyarakat Pegayaman tetap membangun kehidupan desa yang harmonis.

Untuk bahasa sehari-hari yang digunakan, masyarakat Desa Pegayaman tetap menggunakan bahasa daerah Bali.

Masyarakat Desa Pegayaman tetap menggunakan bahasa yang sama meskipun ada beberapa kosa kata yang sedikit berbeda.

BACA JUGA: Lezat Sangat! Ini 11 Rekomendasi Makanan Khas Pekanbaru Riau

Anak-anak yang melakukan ibadah mengaji pun umumnya tetap menggunakan bahasa Bali asli.

Hal menarik lainnya berkaitan dengan nama mereka yang juga masih menggunakan nama urut Bali sebagai nama depannya.

Mereka masih menggunakan nama urut Bali seperti Wayan, Nengah, Nyoman, dan lain sebagainya.

Nama-nama itu tetap digunakan sebagai nama depan oleh masyarakat di Desa Pegayaman.

BACA JUGA: 9 Gunung di Indonesia yang Wajib Dikunjungi Pendaki, Ada yang Di Pulau Sumatera

Selain menganut agama yang berbeda dengan masyarakat Bali pada umumnya.

Di mana, masyarakat Pegayaman memilih untuk menganut agama Islam sejak dulu.

Dari sisi berpakaian pun berbeda antara masyarakat Pegayaman yang merupakan Bali Islam dan masyarakat lain.

Masyarakat Pegayaman kebanyakan mengenakan sarung untuk kaum laki-laki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: