Bak Pepatah Gajah Mati Tinggalkan Gading, Ini Kisah Radin Inten II yang Jadi Nama Bandara di Lampung

Bak Pepatah Gajah Mati Tinggalkan Gading, Ini Kisah Radin Inten II yang Jadi Nama Bandara di Lampung

Patung Raden Inten II di kompleks makamnya di Lampung Selatan. Bak Pepatah Gajah Mati Tinggalkan Gading, Ini Kisah Radin Inten II yang Jadi Nama Bandara di Lampung--youtube @dunia indra

BACA JUGA:Ini Profil Ariel Noah, Penyanyi Papan Atas yang Sempat Gegerkan Publik

Setelah mendarat di Pantai Canti, Belanda memberikan ultimatum kepada Radin Inten II agar menyerah paling lambat dalam waktu 5 hari. Tentu saja, Radin Inten II dan pasukannya tak mundur.

Waktu lima hari itu malah digunakan untuk mengirim orang-orang kepercayaannya ke daerah-daerah yang dikuasai Belanda. Penduduk setempat diminta ikut mengadakan perlawanan.

Karena ultimatum tak dihiraukan, pada 16 Agustus 1856 pasukan Belanda mulai melancarkan serangan sasaran.

Sasaran pertama mereka adalah benteng Bendulu. Namun sesampainya disana, benteng itu ternyata sudah kosong. Belanda hanya berhasil menangkap seorang kemenakan Singa Beranta dan 14 orang lainnya.

BACA JUGA:Profil Rektor IAIN Metro, Dilaporkan 8 Dosennya Atas Dugaan Penyalahgunaan Wewenang

Belanda kemudian melanjutkan penyerangan pada sasaran utama mereka yaitu Benteng Ketimbang.

Di benteng inilah Radin Inten II dan pasukannya bertahan. Untuk merebut genteng tersebut, Belanda membagi tiga pasukannya.

Satu pasukan bergerak dari arah selatan dan timur Gunung Rajabasa, pasukan lainnya bergerak menuju Kalianda. Sedangkan pasukan tersisa langsung menuju Benteng Ketimbang.

BACA JUGA:Ini Profil Ustadz Hanan Attaki yang Ucap Ikrar Gabung NU

Namun skenario penyerbuan itu tak berjalan mudah. Pasalnya, pasukan Radin Inten II terus melakukan serangan sepanjang pasukan bergerak.

Saat Belanda tiba di Benteng Ketimbang, ternyata tempat itu sudah kosong. Radin Inten II dan pasukannya sudah lebih dulu menghilang. 

Belanda berupaya mengerahkan pasukan untuk mencari Radin Inten II. Pencarian berjalan sekitar 2,5 bulan. Sejauh ini Belanda kesulitan menangkap Radin Inten II karena banyaknya kabar bohong yang menyebar.

BACA JUGA:Profil Kapolda Papua yang Bakal Tindak Pendukung KKB Papua, Punya Pengalaman di Korps Ini

Kabar-kabar itu menyebutkan Radin Inten II di suatu tempat. Namun saat didatangi, Belanda harus kecele karena sosok yang mereka cari tidak ada disana. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: