Begini Tanggapan SMPN 13 Bandar Lampung Adanya Persoalan di Sekolahnya

Begini Tanggapan SMPN 13 Bandar Lampung Adanya Persoalan di Sekolahnya

--

BACA JUGA:Tak Hanya Penghubung Antar Wilayah, Ini Fungsi Jalan Tol yang Sebenarnya

"Niat saya melatih kegiatan pendidikan karakter anak. Saya juga menekankan spiritual siswa siswi disini," katanya.

Kemudian soal adanya ujian mid semester yang dilakukan dengan memungut iuran dan dilakukan seperti ujian biasa sehingga para siswa tidak dapat pulang cepat, Amaroh pun menjelaskan hal tersebut.

"Soal uang fotokopi itu miss komunikasi karena biasanya ujiannya online, tapi ada guru offline dan tidak Konfirmasi ke sekolah untuk fotokopi. Maka guru mintalah ke anak-anak. Begitu saya tahu sudah saya Tindaklanjuti. Dan sudah dikembalikan, itu juga tidak semua mata pelajaran. Dan sudah diselesaikan," katanya.

"Sudah dikembalikan dananya, mata pelajaran apa, berapa dan sudah dikembalikan semua dikembalikan," lanjutnya.

BACA JUGA:6 Usaha Franchise Murah Untuk Pemula, Ternyata Ada yang Mulai dari Rp 1,5 Juta

Sementara soal ujian mid semester yang dilanjutkan dengan pembelajaran biasa Waka kurikulum SMPN 13 Bandar Lampung Sentot Hardiono Mengatakan ada alasan dibalik penerapan hal itu.

Dia mengatakan memang setiap tahun ujian mid semester digelar secara online dan terjadwal. Namun dirinya punya inovasi kalau mid semester disamakan dengan ulangan harian.

"Hal ini karena kelas 9 kan banyak materinya, karena ditakutkan tidak tercapai sehingga jika ujian mid semester itu dilaksanakan seperti ujian biasa. Dengan demikian sisa waktunya bisa dipakai untuk menambah materi lainnya," beber Sentot.

Namun memang ada beberapa siswa tidak setuju. Karena jika mid semester digelar seperti biasa, maka siswa akan pulang lebih cepat. Namun ini setelah ujian siswa justru diminta kembali belajar.

BACA JUGA:Benarkah Makan Sambil Berdiri Tidak Baik Bagi Tubuh? Simak Penjelasan Ilmiahnya Berikut Ini

Namun pihak sekolah memikirkan target pencapaian pembelajaran siswa kelas IX yang dikhawatirkan tidak tercapai.

"Tapi hanya 1 atau 2 mapel saja per hari, memang sisanya dilanjutkan belajar sampai pukul 15.00 WIB. Ini karena kelas IX waktunya pendek, April harus sudah selesai disampaikan. Sehingga Februari atau awal Maret sudah harus selesai. Sehingga dengan begitu, mudah-mudahan bisa terselesaikan," katanya.

Hal ini memang diakui sekolah membuat siswa sedikit kesal. Alhasil, mereka mencoret tembok sekolah. Karena merasa tidak seperti sekolah lain yang dapat pulang lebih cepat.

Amaroh mengatakan hal itu sudah diselesaikan. Dia memastikan kedepannya siswa siswi di SMPN 13 Bandar Lampung akan lebih bijak dalam menyampaikan aspirasinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: