Jangan Lupa Berolah Sastra
![Jangan Lupa Berolah Sastra](https://radarlampung.disway.id/upload/20832847c1db502650a9ed568b2dceb9.jpg)
Prof Muhammad Fuad saat membacakan orasi ilmiah dalam pengukuhan guru besar FKIP Unila November 2022. -Melida Rohlita/radarlampung.co.id-
impianku pun tak dikenal lagi
namun di sela-sela huruf sajak ini
kau tak akan letih-letihnya kucari
Bait pertama puisi Sapardi tersebut dapat dipahami maknanya, bahwa penyair atau aku lirik menyampaikan kepada pembaca mengenai kematian.
Secara tersurat dan tersirat, pada puisi tersebut terdapat kata atau ungkapan simbolik bahwa pada saat aku lirik telah meninggal, sesungguhnya ia tidak ingin meninggalkan pembacanya sendirian.
Begitu pula, pada bait kedua tampak aku lirik kembali menegaskan bahwa dirinya akan tetap “menemani” sang pembaca melalui karya karyanya sebagai kenang-kenangan atau peninggalan.
Selanjutnya, pada bait ketiga, aku lirik menyatakan bahwa dirinya ingin tetap mengingat sekaligus diingat oleh sang pembaca sebagai audiens atau penggemarnya, meskipun mungkin orang banyak sudah melupakannya karena kahadiran dirinya secara fisik sudah tiada.
Secara keseluruhan, kiranya dapat diungkapkan makna bahwa penyair telah menuangkan persepsi tentang kehidupan dan kematian melalui puisi tersebut. Dalam hal ini, penyair mungkin bermaksud memberi tiga isyarat.
Pertama, bahwa jarak antara kehidupan dirinya dan kematian sangat dekat sehingga ia sudah memberikan pesan untuk penggemarnya.
Kedua, karena tak ingin terlihat menyedihkan dan tetap tegar, ia terus menyatakan bahwa dirinya akan terus mencari dan menemani penggemarnya melalui karya-karya yang ditinggalkannya.
Ketiga, berkarya atau meninggalkan suatu karya monumental itu diperlukan agar keberadaan atau eksistensi dirinya terasa abadi, seperti ungkapan masih hidup seribu tahun lagi.
Tampaknya, hal ini cocok dengan realita, bahwa sampai saat ini ada saja orang yang membaca dan membahas karya-karya Sapardi Djoko Damono.
Sosok kepenyairan Sapardi terus dikenang dan dikaji sebagai bahan pembelajaran dan diskusi di berbagai komunitas pencinta dan pembina bahasa dan sastra Indonesia.
Cukup dengan menuliskan “analisis puisi sapardi djoko damono” pada laman Google kita akan mendapat informasi yang akurat, ternyata ada sekitar 57900 tulisan (https://www.google.com/search?client=firefox-b d&q=analisis+puisi+sapardi+djoko+damono diakses 20 November 2022).
C. Komitmen Penyair
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: