Quick Respons Menjadi Alasan Berobat ke Penang

Quick Respons Menjadi Alasan Berobat ke Penang

Guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung (Unila), Prof Dr. Mahrinasari MS dan Prof. Dr Satria Bangsawan yang bekerjasama dengan dua perguruan tinggi di Malaysia.--

RADARLAMPUNG.CO.ID - Miris, dari total 1,2 juta ada 900.000 pasien di RS Penang Malaysia merupakan pasien yang berasal dari Indonesia.

Artinya, Penang memang merupakan salah satu destinasi utama dan favorit orang-orang Indonesia untuk datang berobat.

Ini belum ditambah data rumah sakit yang ada di Johor, Malaka, dan Kuala Lumpur. Mungkin angka yang muncul akan jauh lebih banyak.

Kebanyakan rumah sakit di negeri jiran itu, didatangi karena alasan Istimewa yakni proses pendaftaran online yang mudah dlakukan secara digital dan quick response dari para tenaga kesehatan dan dokter yang ada di rumah sakit-rumah sakit tersebut.

BACA JUGA:Kasus PLTS Way Asahan, Kejari Tanggamus Lampung Masih Menunggu Hasil Perbaikan LHP Dari Inspektorat

Ini tentu saja didukung oleh manajemen hubungan pelanggan secara elektronik atau electronic customer relationship management (E-CRM) yang baik oleh pengelola rumah sakit.

Pasien yang datang dari berbagai negara termasuk Indonesia ketika datang ke lokasi langsung dapat melakukan registrasi dengan hanya menunjukkan tanda bukti pendaftaran secara online dan menyerahkan passport untuk difotokopi sebagai dokumen pelengkap.

Tak menunggu lama, petugas akan mempersilahkan pasien menunggu dokter di ruang tunggu.

Dengan demikian, kepuasan mendapatkan layanan Kesehatan yang baik dapat dinikmati oleh semua pasien yang datang.

BACA JUGA:Menteri Mau Lewat, Jalan Liwa-Ranau Mendadak Diperbaiki

Demikian benang merah dari salah satu penelitian yang dilakukan oleh guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung (Unila), Prof Dr. Mahrinasari MS dan Prof. Dr Satria Bangsawan yang bekerjasama dengan dua perguruan tinggi di Malaysia.

Perguruan itu yakni Universiti Putra Malaysia yang memiliki rumah sakit Sultan Abdul Aziz Shah (HSAAS) di Selangor Malaysia dan rumah sakit Al-Sultan Abdullah, Universiti Teknologi MARA, Puncak Alam Selangor.

Penelitian tersebut, dilakukan dibawah pengawasan Asian Development Bank melalui Higher Education Technology and Innovation Project (HETI) yang diperoleh Unila pada tahun 2022 silam dan berlangsung hingga tahun 2025 yang akan datang.

Proyek HETI, merupakan proyek jangka panjang yang meliputi tiga aspek, yaitu pembangunan (construction), pelayanan konsultasi (consulting service), dan pengembangan kapasitas (capacity development).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: