Prabowo Singgung Makanan Bergizi, Ganjar Bahas Nakes, Anies Soroti Ketimpangan

Prabowo Singgung Makanan Bergizi, Ganjar Bahas Nakes, Anies Soroti Ketimpangan

--

BACA JUGA:Jiwa Kesatria Prabowo Keluar saat Debat Presiden: Minta Maaf kepada Paslon 1 dan 3

"Kenapa Ganjar-Mahfud membuat satu Desa satu faskes satu nakes. Karena kami ingin mereka mendapatkan yang terbaik dan kemudian ibu, anak, lansia, disabilitas, masyarakat adat akan mendapatkan peran yang sama di dalam layanan-layanan kesehatan," tuturnya.

Kata Ganjar, di daerah-daerah terisolir mereka membutuhkan akses kesehatan, pendidikan, dan lainnya.

"Dengan sangat bagus hal itu semua sudah baik bapak ibu maka pendidikan dan kebudayaan mesti kita bangun bersama-sama memberikan akses terbaik untuk anak-anak didik kita termasuk nasib buruh dan dosen," ungkapnya.

Dirinya pun mengaku mendapat pesan dari perempuan muda dari Yogyakarta yang berpesan agar Ganjar-Mahfud memberi perhatian kepada dua kelompok, yaitu perempuan dan disabilitas.

BACA JUGA:Debat Terakhir Capres, Ganjar Pranowo: Tuanku ya Rakyat, Jabatan Hanyalah Mandat

"Supaya mereka tidak mendapatkan perlakuan yang diskriminatif. Setelah itulah kemudian baru mereka bekerja dan tentu saja keterampilan yang dia dapatkan melalui pendidikan yang baik ini akan mendorong atau bisa merespon lapangan kerja yang sangat terbuka dan upah buruh yang baik," terangnya.

Terakhir, giliran Anis Rasyid Baswedan yang menyampaikan bahwa masalah besar di Indonesia saat ini adalah ketimpangan, ketidaksetaraan, dan ketidakadilan.

"Ketimpangan seperti antara Jakarta dan luar Jakarta, Jawa luar Jawa, kaya miskin, desa kota, pendidikan umum pendidikan agama, pendidikan kejuruan dan pendidikan," terangnya.

"Teknis ini semua adalah ketimpangan yang hari ini menjadi fenomena membahayakan di bidang perekonomian, segelintir orang menguasai sebagian besar perekonomian," terangnya.

BACA JUGA:Miliki 31,6 Juta User, BRImo Jadi Aplikasi Mobile Banking Paling Banyak Diunduh di Indonesia Tahun 2023

Anies menyampaikan, ketika Republik Indonesia didirikan para pendirinya 60-an orang anggota BPUPKI mereka adalah orang-orang terdidik, mereka dari kaum intelek yang mendirikan republik ini.

"Mereka mendirikan republik untuk semua, bukan mendirikan republik untuk kepentingan dirinya, golongannya, ataupun keluarganya," tuturnya.

Tetapi menurut Anies, saat ini kondisi Indonesia jauh dari tujuan para pendiri itu yang merupakan kaum intelektual mereka memilih berjuang di jalur politik.

"Saya berangkat sebagai pengajar mendapat panggilan tugas di wilayah politik kami akan membawa gagasan pendiri Republik untuk kembali mewarnai republik ini untuk bisa mengarahkan Republik kedepan agar kembali pada format awal," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: