Percepatan Perubahan Jadi PTNBH, Tim PR-PTN Unila Gelar Lokakarya Pengembangan Rencana Bisnis Laboratorium

Percepatan Perubahan Jadi PTNBH, Tim PR-PTN Unila Gelar Lokakarya Pengembangan Rencana Bisnis Laboratorium

Suasana Lokakarya Pengembangan Rencana Bisnis Laboratorium yang diselenggarakan oleh Tim PR-PTN Unila. Foto Anggi Rhaisa/Radar Lampung--

"Di UGM sendiri ada Peraturan Rektor (Pertor) tentang Laboratorium yang menaungi laboratorium dasar, laboratorium bidang keilmuan, dan laboratorium terpadu,"jelasnya.

Sedangkan untuk sistem bagi hasil diatur berdasarkan SK Rektor tentang Gainsharing. Dalam SK tersebut diatur tarif berdasarkan harga pokok penjualan (HPP), serta persentase keuntungan yang dibagikan ke operasional, insentif/kinerja, serta belanja modal dan administrasi.

"Nanti kan ada platform marketplace, semua personil yang ada di lab bisa membukanya dan tahu omset labnya berapa. Jadi, mereka bisa bayangkan dari omset itu mereka dapat berapa,"jelas Prof Yusril.

Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah mengurus ISO 17025 yang merupakan standar internasional mengatur kompetensi laboratorium pengujian dan kalibrasi. 

LPPT UGM telah memiliki Accredited Testing Laboratory untuk layanan pengujian lab, dan Accredited Calibration Laboratory untuk layanan kalibrasi alat. 

Yusril menyarankan tim lab Unila untuk segera mengurus ISO 17025 agar customer percaya menggunakan jasa layanan laboratorium Unila.

"Sertifikasi ini penting dalam bisnis lab. Ini pekerjaan pertama yang harus dilakukan, agar customer percaya bahwa lab Unila ini betul-betul terstandar untuk uji, tes, dan kalibrasi alat,"jelas Prof Yusril.

Setelah itu lakukan akreditasi uji parameter, misalnya uji parameter kualitas air, uji halal produk makanan dan minuman, dan seterusnya.  

"Satu akreditasi uji air aja dulu, kan banyak nanti lembaga dan instansi yang membutuhkan uji kualitas air. Pelan-pelan nanti ke depanya akan berkembang, di LPPT UGM untuk layanan pengujian sudah ada 500 parameter. Jadi yang diakreditasi itu nanti yang dibutuhkan dan yang laku saja, tidak perlu semua diakreditasi karena akreditasi itu kan berbayar,"tambah Prof Yusril.

Yusril menyatakan, penghasilan dari layanan jasa laboratorium cukup besar dan menjanjikan sebagai salah satu sumber penghasilan kampus. 

Dia menggambarkan, omset LPPT UGM sejak Januari sampai September 2024 tercatat lebih dari Rp 800 juta. "Sumber pendapatan dari lab ini sangat menjanjikan, belum setahun omset sudah hampir satu miliar,"jelas Prof Yusril.

Secara umum, LPPT UGM memiliki empat layanan, yaitu testing/pengujian, research/penelitian, calibration/kalibrasi, dan training/pelatihan. Beberapa produk lab yang menjadi sumber pemasukan LPPT diantaranya adalah bisnis tikus siap uji yang memberikan pemasukan seperlima dari omset lab.

"Bisnis tikus ini bisnis yang menjanjikan, tapi pemeliharaannya memang berat ya, tikusnya harus happy, kendang bersih dan hygienis, ada mainannya, tikusnya MCU (medical check-up) setiap sekali enam bulan. Nah, nanti silahkan Unila overview apa yang dimiliki, dan apa saja yang akan ditawarkan kepada customer,"jelas Prof Yusril sambil mengatakan bahwa Customer laboratorium kampus adalah mahasiswa, dosen, pemerintah dan industri.

Yusril menampilkan contoh Marketplace UGM yang bisa diakses di situs market.ugm.ac.id. 

Pada laman beranda akan muncul layanan dan produk laboratorium yang tersedia di UGM, seperti analisis buah, batu bara, analisis beras, hasil produk PCR, minyak, minuman, dan lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: