RADARLAMPUNG.CO.ID – Kalangan mahasiswa di Indonesia saat ini masih ramai membahas soal polemik Uang Kuliah Tunggal atau UKT mahal.
Uang Kuliah Tunggal yang semula direncanakan naik menjadi permasalahan tersendiri karena dianggap kurang efektif, khususnya bagi mahasiswa miskin.
Mahasiswa yang berada dalam kelompok kurang mampu atau dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah tentu merasakan keberatan.
Khususnya jika Uang Kuliah Tunggal atau UKT yang harus dibayar per semester benar-benar mengalami kenaikan.
BACA JUGA:Unila dan Itera Sepakat Tidak Naikkan UKT Tahun Ajaran 2024/2025
Di tengah polemik UKT mahal, salah satu kampus di Maumere yakni IKIP Muhammadiyah Maumere (nama sebelum UM Maumere).
Kampus yang satu ini mengizinkan mahasiswanya membayar biaya kuliah pakai hasil bumi.
Hal ini dijelaskan oleh Rektor UM Maumere, Erwin Prasetyo bahwa kebijakan tersebut telah diterapkan pada tahun 2018 lalu.
Awal mulanya adalah ada seorang mahasiswi yang tidak sanggup membayar biaya semester yang dicicil secara tiga tahap.
BACA JUGA:7 Dokumen Penting yang Perlu Disiapkan Untuk Daftar CPNS 2024, Lengkapi Dari Sekarang!
Tahap pertama adalah saat penentuan rencana studi, kemudian saat ujian tengah semester dan terakhir saat ujian akhir semester.
Hingga akhirnya mahasiswi tersebut memiliki tunggakan UKT sebesar kuang lebih Rp1 juta.
Alasan sang mahasiswi belum dapat membayar biaya semester kuliahnya itu adalah karena hasil bumi di kampungnya.
Berupa pisang dan kelapa itu sudah panen namun masih belum ada yang membeli.
BACA JUGA:Masuk HP Low Budget 2 Jutaan, Cek Perbandingan Keunggulan Vivo Y28 dan Realme Narzo N65 5G