"Penangkapan buaya ini dilakukan dengan bantuan 10 warga Pekon Sri Purnomo. Disaksikan Kepala Pekon Sripurnomo dan Babinkamtibmas Polsek Semaka," kata Iptu Zulkarnain dalam keterangan tertulis Seksi Humas Polres Tanggamus.
Dilanjutkan, buaya tersebut diidentifikasi sebagai buaya muara (Crocodylus porosus) dengan panjang 2,95 meter dan lebar perut 45 centimeter.
"Buaya ini juga memiliki ciri khas berupa gigi taring bagian atas kanan yang patah," paparnya.
Untuk sementara, reptil ganas ini dievakuasi ke rumah salah seorang warga. Langkah berikutnya memastikan kondisi buaya dan menentukan lokasi penampungan yang sesuai untuk mencegah konflik serupa di masa depan.
Iptu Zulkarnain menegaskan pentingnya kerjasama antara masyarakat, pemerintah daerah, dan instansi terkait untuk mengatasi konflik satwa liar tersebut.
“Kami berterima kasih kepada tim BKSDA dan partisipasi aktif warga Pekon Sri Purnomo dalam membantu proses penangkapan ini," tandasnya.
Operasi ini menjadi contoh nyata upaya bersama dan koordinasi yang baik dapat menyelesaikan konflik satwa liar dengan efektif, sekaligus melindungi keselamatan manusia dan satwa.
"Diharapkan, langkah-langkah mitigasi yang dilakukan bisa menjadi model bagi penanganan konflik satwa liar di wilayah lain," tandasnya. (*)