disway awards

Dari Lapak ke Kios Ramai: Perjalanan Mas Yun Membangun Toko Sinaryo Berkat KUR BRI

Dari Lapak ke Kios Ramai: Perjalanan Mas Yun Membangun Toko Sinaryo Berkat KUR BRI

Penampakan Toko Sinaryo di Pasa Tugu, Kota Bandar Lampung yang terus berkembang berkat KUR dari BRI.---Foto: Prima Imansyah Permana/ Radarlampung.co.id.---

Mas Yun masih ingat dengan jelas hari ketika ia pertama kali mengajukan pinjaman di BRI. Ia hanya membawa surat keterangan usaha dari pasar fotokopi KTP, dan beberapa syarat lainnya. Tidak ada proses rumit.

“Mudah sekali. Itu yang membuat saya yakin,” kata Mas Yun.

Ia mengajukan KUR pertama sebesar Rp 25 juta. Dana itu digunakan mengisi rak toko yang saat itu masih banyak ruang kosong.

Beberapa tahun kemudian, usahanya makin berkembang. Ia kembali mengambil KUR—kali ini Rp 50 juta, dan ia mengambil jumlah yang sama hingga tiga kali.

Namun, Mas Yun tidak menggunakan seluruh dana untuk membeli barang.

“Setiap pinjam KUR, 50 persen untuk isi barang, 50 persen lagi saya simpan sebagai cadangan. Kita tidak tahu kondisi pasar ke depan,” ujarnya.

BRI juga memiliki sistem simpanan tiga bulan angsuran untuk menjaga kelancaran pembayaran. Bagi Mas Yun, sistem itu justru membuatnya merasa lebih disiplin.

Seiring bertambahnya barang, nama Toko Sinaryo makin dikenal sales produk. Jika dulu ia harus membayar tunai setiap kali mengambil barang, kini banyak sales yang menawarkan sistem titip.

“Sekarang mereka percaya. Ada yang kasih tempo seminggu, ada dua minggu. Tapi saya tetap bayar tepat waktu. Tidak mau menunggak,” ujar Mas Yun sambil tertawa.

Kepercayaan itu membuat perputaran barang semakin cepat. Pembeli semakin merasa nyaman karena toko hampir tidak pernah kehabisan stok.

Yang membuat Mas Yun lebih yakin pada KUR adalah kisah-kisah di sekitarnya. Ia menunjuk seorang tetangganya yang dulu mengambil KUR Rp 20 juta untuk membuka usaha pangkas rambut.

“Sekarang dia sudah punya lima karyawan. KUR itu memang nyata manfaatnya. Mengubah orang,” katanya.

Ia sendiri bukan hanya berubah secara ekonomi, tetapi juga secara mental.

“Dulu saya dagang seadanya, sekarang lebih percaya diri. Sudah punya kios, barang lengkap, pembeli banyak. Itu semua manfaat dari KUR,” ujarnya.

Meski sangat terbantu, Mas Yun berharap ada pendampingan tambahan bagi pedagang tradisional.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait