disway awards

Moderasi Beragama: Lampung Tengah Sepakat Harmoni adalah Kebutuhan

Moderasi Beragama: Lampung Tengah Sepakat Harmoni adalah Kebutuhan

-Sumber Foto: Diskominfotik Lamteng -

RADARLAMPUNG.CO.ID - Aula Rumah Makan Prambanan, Terbanggi Besar, Rabu pagi, 6 Agustus 2025, tak seperti biasanya. Kursi-kursi penuh.

Bukan karena ada pesta. Bukan pula rapat proyek. Tapi dialog interaktif bicara soal hal yang lebih besar: kerukunan.

Ya, di ruang itu, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Lampung Tengah menggelar dialog interaktif moderasi beragama.

Temanya sederhana, tapi dalam: Harmoni dalam Keberagaman Memperkuat Kerukunan, Mencegah dan Menangani Konflik Antar Umat Beragama.

BACA JUGA:Dua Pejabat Eselon II Pemprov Lampung Dimutasi

Bupati Lampung Tengah Ardito Wijaya tampak hadir. Duduk di depan. Mendengar. Lalu ikut bicara.

“Keberagaman itu kekayaan kita,” tegasnya saat mendapat giliran berbicara.

“Tugas kita adalah menjaganya. Saling menghormati. Saling bekerja sama. Demi kedamaian dan stabilitas sosial,” tegas Dito.

Kata-katanya bukan sekadar seremonial. Nada suaranya tegas. Ia tahu, menjaga kerukunan di daerah plural seperti Lampung Tengah tak bisa dibiarkan mengalir begitu saja.

BACA JUGA:Mutasi Danrem 043/Gatam, Brigjen TNI AD Haryantana Gantikan Brigjen Rikas Hidayatullah

Di kursi lain, Kepala Kantor Kementerian Agama Lampung Tengah, Maryan Hasan; Kepala Kesbangpol; dan Camat Terbanggi Besar mengangguk setuju.

Mereka kompak menegaskan: moderasi beragama adalah kunci. Pencegahan jauh lebih baik dibanding penanganan konflik yang telanjur pecah.

Dialog berjalan cair. Peserta menyampaikan pandangan. Ada yang mengajukan solusi. Ada pula yang berbagi pengalaman.

Semua satu frekuensi: harmoni bukan pilihan, tapi kebutuhan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait