Solusi Banjir Bandang, Pemkab Lampura Berencana Normalisasi Sungai

Solusi Banjir Bandang, Pemkab Lampura Berencana Normalisasi Sungai

TRC BPBD Kabupaten Lampura, saat latihan penyelamatan korban banjir.--

RADARLAMPUNG.CO.ID -  Pemerintah daerah Kabupaten Lampung Utara (Lampura), berencana akan melakukan normalisasi sungai, sebagai salah satu alternatif dalam mengantisipasi banjir bandang.

Pasalnya, cuaca ekstrim yang masih berlangsung disertai angin kencang kerap menimbulkan bencana. Yakni banjir, salah satu upaya meminimalisir ialah dengan cara normalisasi seperti dilaksanakan oleh Pemkot Bandar Lampung.

Khususnya daerah aliran sungai yang berada di seputara Kotabumi dan sekitarnya. Yakni Way (sungai) Sesah dan Way Umban, yang air sering naek kepermukaan akibat tidak dapat menampung air hujan dengan instensitas tinggi.

"Kita akan upayakan itu (normalisasi) sungai - sungai yang ada diseputara Kotabumi. Tentunya melalui mekanis yang diatur," ujar Sekdakab Lampura, Lekok, Kamis, 5 Januari 2022.

BACA JUGA:Janjikan Kerja, Pria Gondrong Tipu Puluhan Juta

Demikian juga, dengan Kepala BPBD Lampura, Nozi Efialis. Pihaknya akan melakukan langkah - langkah dan kajian terhadap persoalan banjir. 

Sebab, menurutnya dibeberapa titik yang menjadi akar permasalahannya adalah daerah tersebut dekat dengan sungai serta masuk dataran rendah.

"Sehingga akan selalu tergenang air, saat debit air (sungai) naik yang  disebabkan curah hujan tinggi. Jadi penyebab banjir bukan semata karena terjadi sedimentasi," tambahnya.

Terkait upaya pengerukan sungai, dijelaskannya, pemerintah daerah juga akan berkoordinasi serta  mempelajari apakah itu menjadi alternatif penyelesaian permasalahan. 

BACA JUGA:Kenal Melalui Aplikasi MiChat, Wanita Berumur 12 Tahun Dibawa Kabur, Ini yang Terjadi

"Sehingga memungkinkan dilakukan, tapi yang tak kalah penting ialah mitigasi warga. Kita selalu meminta kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap segala potensi bencana, baik itu banjir, tanah longsor, angin kencang maupun lainnya," tegasnya.

Seperti diwilayah atau titik yang selama sering tergenang luapan air sungai (langganan). Sehingga mereka (masyarakat, red) telah bersikap tanggap bencana, dengan selalu bersiaga saat permukaan air sungai di daerahnya sudah meninggi.

Juga upaya - upaya dalam menimalisir dampak bencana, seperti banjir misalnya salah satunya dengan cara normalisasi.

Sehingga dibutuhkan koordinasi dengan semua pihak, semisal Dinas Lingkungan Hidup (DLH), pekerjaan umum dan penataan ruang (DPUPR) dan lainnya. Termasuk upaya preventif, seperti sosialisasi masalah dampak maupun langkah antisipasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: