Polda Lampung Diminta Ekshumasi Jenazah Firullazi
Ilustrasi tewas. (Pixabay)--
BACA JUGA:7 Musisi Tanah Air Siap Guncang Festival Musik Terbesar di Lampung
Diketahui tewasnya Firullazi (42), warga Desa Tanjungseteko, Kecamatan Indralaya, Kabupaten Indralaya, Sumatera Selatan, jadi pertanyaan besar pihak keluarga.
Terduga pelaku curat ini pulang jadi mayat setelah diamankan tim gabungan Polres Lampung Utara dan Polda Lampung.
Menurut Faturrahman (52), warga Desa Tanjungraja, Kecamatan Ogan Ilir, Kabupaten Indralaya, selaku kakak alm. Firullazi, adiknya dijemput anggota tim gabungan 26 Januari 2023 sekitar pukul 18.18 WIB.
"Adik saya dijemput polisi setelah salam salat magrib di musala. Dugaan kasus pencurian ternak kambing di Lampura. Namun, anggota tidak menunjukkan surat penangkapan," katanya.
BACA JUGA:Melalui Program Jumat Curhat, Polisi Tampung Keluhan Masyarakat
Pada Jumat (27/2) sekitar pukul 22.00 WIB, kata Faturrahman, pihak keluarga mendapat informasi dari media sosial bahwa Firullazi meninggal dunia.
"Saya cari informasi ke polsek dan Polres Indralaya ternyata memang benar," ujarnya.
Tidak beberapa lama, kata Faturrazi, mobil ambulans dari RS Ryacudu, Kotabumi, Lampura, mengantarkan jenazah.
"Jenazah diantarkan dengan mobil ambulans tanpa ada polisi. Jenazah dimasukkan dalam kantong jenazah. Tidak ada keterangan apa pun, sopir ambulans menyatakan hanya mengantarkan jenazah. Sopir dan mobil ambulans sempat kami tahan untuk meminta surat hasil visum. Tapi juga tidak diberikan. Kami minta ke polsek dan polres, disuruh minta ke Polda Lampung. Sopir dan ambulans kami persilakan pulang," ungkapnya.
BACA JUGA:Ingin Mengadu ke Satpol PP Metro, Bisa Lewat Facebook dan Instagram
Berselang beberapa hari, kata Faturrahman, Kasatintel Polres Lampura AKP Suhaili datang bersama Kapolsek Indralaya dan beberapa anggota datang menyampaikan permohonan maaf atas kejadian ini.
"Tidak ada juga kejelasan soal meninggalnya adik saya. Kasatintel juga menyerahkan surat penangkapan. Tapi saya tolak. Untuk apa lagi? Adik saya sudah meninggal. Kedatangan ini juga menyerahkan uang santunan Rp10 juta dan sembako," katanya.
Sekarang ini, kata Faturrahman, pihak keluarga minta keadilan.
"Kami minta keadilan dan kejelasan penyebab kematian adik kami. Pasalnya, di sekujur tubuh adik kami dipenuhi luka," tegasnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: