Iklan Bos Aca Header Detail

Platform Rapor Pendidikan versi 2.0 resmi diluncurkan, berikut hal baru di dalamnya

Platform Rapor Pendidikan versi 2.0 resmi diluncurkan, berikut hal baru di dalamnya

--

BACA JUGA:Pencuri Bak Penampungan Air Stainlis Diamankan

Perluasan akses tersebut sekaligus menandakan pembenahan tidak hanya di tangan kepala satuan pendidikan, tapi menjadi tanggung jawab seluruh warga satuan pendidikan.

“Kini kepala satuan pendidikan, pendidik, tenaga kependidikan, dan operator sekolah dapat mengambil peran dalam memahami kondisi satuan pendidikan masing-masing dan menentukan prioritas pembenahan bersama, tentunya dari platform ini," ujar Mendikbud.

Menurutnya, sejak dirilis pada 2022, platform Rapor Pendidikan telah membantu lebih dari 284 ribu satuan pendidikan melakukan refleksi dan pembenahan, serta melakukan perencanaan berbasis data.

Oleh karena itu, dirinya berharap publik bisa mendorong setiap satuan pendidikan untuk memanfaatkan platform Rapor Pendidikan.

BACA JUGA:Sungai Efrat Terancam Kering, Irak Minta Bantuan Dunia

Dengan demikian, pemerataan kualitas pendidikan di Indonesia dapat segera terwujud.

Lebih lanjut pada kesempatan ini, Nadiem juga mengajak pemerintah daerah, serta para kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, mitra pembangunan, dan seluruh masyarakat untuk terus memastikan pemanfaatan platform Rapor Pendidikan Indonesia secara optimal.

“Kolaborasi kita semua adalah kunci dari transformasi pendidikan Indonesia,” tandasnya.

Sementara di dalam versi terbaru, platform Rapor Pendidikan Versi 2.0 kini dilengkapi dengan beragam inspirasi benahi yang mendorong aksi nyata.

BACA JUGA:Viral Guru Muda di Pangandaran, Mengundurkan Diri Setelah Melapor Dugaan Pungli

Yakni menggunakan algoritma rekomendasi pembenahan dan telah disesuaikan dengan prioritas tantangan yang dihadapi sekolah.

Seperti yang dikatakan Anindito Aditomo, Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbud Ristek dalam kesempatan yang sama, bahwa Rapor Pendidikan dihadirkan bukan hanya sekadar menampilkan data, tapi lebih penting dari itu. 

"Yaitu untuk menghidupkan budaya refleksi, sehingga semua lingkungan sekolah dapat berdiskusi bersama, menemukan permasalahan yang ada, dan solusi yang sesuai untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di setiap sekolah," pungkasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: