Ternyata, Kesenian Tiban Bukan Hanya Ritual Meminta Hujan, Ini Sejarahnya

Ternyata, Kesenian Tiban Bukan Hanya Ritual Meminta Hujan, Ini Sejarahnya

Dampak dari musim kemarau yang terjadi hingga Agustus 2023 ini sangat dirasakan masyarakat di seluruh Indonesia, terutama bagi para petani.--

BACA JUGA:Hasil Audit Keluar, Kasus Perjalanan Dinas DPRD Tanggamus Rugikan Negara Rp 9 Miliar

Ternyata, setelah pertunjukan langsung turun hujan. Sejak saat itu, setiap terjadi musim kemarau, masyarakat menggelar kesenian adu kekuatan yang kini disebut Tari Tiban.

Versi lain, kesenian Tiban berasal dari Kediri Jawa Timur. Yaitu di masa Kerajaan Kediri. Itu berawal ketika masyarakat Kediri kecewa dengan raja yang berkuasa saat itu.

Sebab, raja yang berkuasa saat itu memimpin secara otoriter dan tidak mempedulkan rakyat yang sedang kesulitan pangan akibat musim kemarau panjang.

Sebagai wujud protes kepada raja, rakyat Kediri menggelar ritual menyiksa diri dengan cara saling  mencambuk badan sembari berjemur di terik matahari.

BACA JUGA:Update Daftar Nama Guru Besar Tidak Tetap di Fakultas Teknik Universitas Indonesia

Ternyata saat ritual itu digelar, tiba-tiba turun hujan, sehingga ritual itu kemudian disebut Tari Tiban.

Selain di Tulung Agung dan Kediri, kesenian Tari Tiban juga berkembang di wilayah Trenggalek dan Blitar Jawa Timur.

Kini dalam perkembangannya, kesenian Tari Tiban juga telah menyebar di berbagai daerah, termasuk di Kabupaten Lampung Timur Provinsi Lampung.

BACA JUGA:3 Aplikasi Pinjol Bunga Rendah Limit Besar, Simak Cara Daftarnya Agar Cepat Cair

Selain ritual untuk meminta hujan, kini kesenian Tiban telah menjadi hiburan rakyat. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: