Latar Belakang Terjadinya Perang Diponegoro Tahun 1825 Hingga 1830

Latar Belakang Terjadinya Perang Diponegoro Tahun 1825 Hingga 1830

Ilustrasi penangkapan Pangeran Diponegoro oleh bangsa kolonial Belanda. FOTO TANGKAPAN LAYAR/INSTAGRAM @subiibus--

BACA JUGA: Manfaat Rambut Jagung yang Jarang Diketahui, Bisa Atasi Diabetes Hingga Cegah Kolesterol Tinggi

Melainkan hanya pertemuan untuk ramah Tamah biasa hingga bulan Ramadhan berakhir.

Kedatangan Diponegoro dan pengikutnya secara sukarela ini dipikirnya menunjukkan kekalahan secara de facto.

Selama bulan puasa, Jenderal De Kock bertemu dengan Diponegoro sebanyak 3 kali.

Akhirnya laporan baru didengar oleh De Kock bahwa Diponegoro konon tetap bersikeras mendapatkan pengakuan Belanda.

BACA JUGA: Update 20 Daerah Terpanas di Indonesia Hari Ini Termasuk Lampung, Jawa Barat Makin Mendidih

Baik itu sebagai sultan Jawa bagian Selatan maupun ratu peneteg panagama wonten ing tanah Jawi sedaya.

Maksudnya raja sekaligus pengatur agama di seluruh tanah Jawa atau kepala agama Islam.

Informasi itu dilaporkan oleh mata-mata yang ditanamkan Residen Valck di kesatuan Diponegoro yakni Tumenggung Mangunkusumo.

Mendengar hal tersebut, De Kock lantas memberikan perintah rahasia pada komandannya.

BACA JUGA: 5 Negara dengan Sistem Pertanian Terbaik di Dunia: Indonesia Tampil di Peta Pertanian Global

Letnan Kolonel Louis du Perron dan Mayor A.V Michels diperintahkan pada Maret 1830.

Perintahnya adalah mempersiapkan perlengkapan militer untuk mengamankan penangkapan Diponegoro.

Tiga hari kemudian Jenderal De Kock bertemu dengan Diponegoro dan memintanya tidak kembali ke Metesih.

Merasa heran, Pangeran Diponegoro lantas menanyakan alasannya padahal ia hanya berniat untuk bersilaturahmi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: