Makna Lukisan Raden Saleh, Simbol Abadi Pengkhianatan Belanda Kepada Pangeran Diponegoro

Setelah lukisan tersebut dipublikasikan, Raden Saleh yang pada saat itu tinggal di Eropa pun melihatnya.

Akhirnya setelah lama menimba ilmu di Eropa, Raden Saleh pun pulang ke tanah Jawa pada 1851.

BACA JUGA: Nama Asli Pangeran Diponegoro yang Jarang Diketahui, Pernah Diganti Hingga Menolak Jadi Raja

Ia lantas mengklaim adanya hubungan kekeluargaannya dengan kalangan gerilya.

Selain itu Raden Saleh turut menentang atas tindakan yang dilakukan Pemerintah kolonial Belanda.

Rasa nasionalisme yang ada pada diri Raden Saleh pun semakin nampak setelah dirinya melawan balik tirani Belanda.

Ia mengkritik Pemerintah kolonial belanda melalui lukisan ‘Penangkapan Diponegoro' versinya.

BACA JUGA: Bingung Bayar Pajak STNK dan Diblokir, Ini Faktornya!

Sehingga lukisan penangkapan tersebut dirumuskan ulang dari sudut pandang Jawa, bukan sudut pandang kolonial.

Lukisannya dimulai dalam sketsa pada tahun 1856, satu tahun setelah Diponegoro wafat.

Lukisan ‘Penangkapan Diponegoro bisa selesai dengan canvas dan cat minyak milik Raden Saleh setahun kemudian.

Secara pribadi, Raden Saleh menyerahkan lukisannya kepada Raja Willem lll dari Belanda sebagai hadiah.

BACA JUGA: Battle Smartwatch Xiaomi Watch 2 Pro Dengan Realme Watch S Pro, Spesifikasi dan Harga, Mending Pilih Mana?

Mahakarya sebagai simbol abadi bahwa ada perbedaan pandangan antara dirinya dan pelukis Pieneman.

Sebagai pengetahuan, ada banyak perbedaan antara lukisan karya Raden Saleh dan Nicolaas Pieneman.

Sumber: