Konflik Harimau-Manusia Terjadi di Pesisir Selatan Lampung, Ternak Warga jadi Korban

Konflik Harimau-Manusia Terjadi di Pesisir Selatan Lampung, Ternak Warga jadi Korban

Konflik antara Harimau dengan manusia kembali terjadi lagi. Kali ini, binatang buas itu memakan korban yakni hewan ternak warga.--

BACA JUGA:Banding Sahriwansah Diterima, Hukuman Berkurang Setahun

“Diwilayah itu juga terdapat hewan ternak yakni tujuh ekor sapi, delapan ekor kambing, dan ungags seperti ayam serta lainnya, yang memang masyarakat diwilayah itu mayoritas berkebun, baik sawit, karet, damar, jengkol, dan sebagainya,” katanya.

Ditambahkannya, kondisi kebun warga diwilayah itu mayoritas dirawat dan sebagian lainnya terlantar atau belukar dengan tutupan lahan menyerupai hutan sekunder.

Sedangkan, kondisi kebun di lokasi tempat kejadian perkara (TKP) hewan ternak yang diduga dimangsa Harimau Sumatera itu dengan luas 12 hektare dengan rincian dua hectare lahan masih belukar, dan 10 hektare ditanami cengkeh, dan tanaman lainnya.

“Sebagian di wilayah itu dipagar kawat setinggi 1,3 meter, sebagian lain belum dipasang pagar kawat dan berbatasan dengan lahan yang tidak terawat,” jelasnya.

BACA JUGA:3 Varietas Padi Unggul untuk Hasil Panen Berkualitas, Rekomendasi Tepat di Tahun 2024!

Masih kata Dadang, kejadian adanya konflik Harimau dengan manusia itu bermula pada Selasa (7/11/2023) sekitar pukul 05.00-0630 Wib, satu ekor anak sapi jantan usia 5-6 bulan yang diketahui milik Hi.Husni diperkebunannya itu memang benar dimangsa Harimau Sumatera.

Tanda kejadian, setelah dilakukan pengecekan sekitar 76 meter dari TKP ditemukan bangkai anak sapi tersebut dan tapak Harimau Sumatera, serta percikan darah dijalur akses Harimau Sumatera tersebut.

“Saat pengecekan, petugas juga melakukan observasi TKP dan kondisi lahan sekitar TKP, dokumentasi dan pengambilan koordinat,” ungkapnya.

Ditambahkannya, untuk menghindari kerugian kejadian konflik Harimau Sumatera itu, pihaknya berkoordinasi ke Bhabinkamtibmas dan Peratin setempat.

BACA JUGA:Rahasia Sukses untuk Pertumbuhan Tanaman Optimal, Ini Cara Membuat Zat Pengatur Tumbuh dari Bahan Alami

Dengan adanya kejadian itu, KPH Pesbar mengimbau masyarakat dalam berkebun di kawasan hutan agar tidak sendiri. Untuk sementara, warga diimbau tidak menginap/bermalam di pondokan dalam hutan.

“Selain itu, masyarakat yang memiliki peliharaan ternak (kambing, sapi dan lainnya) didalam hutan agar dibawa turun di kampung, dan menghimbau masyarakat untuk tidak melakukan perburuan satwa karena sebagai sumber pakan Harimau Sumatera,” tandasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: