KemenKopUKM Gelar Rakor Jaring Masukan Untuk Kebijakan Pengembangan KUMKM
KemenKopUKM) menyelenggarakan Rapat Koordinasi (Rakor) untuk menjaring masukan dalam upaya pengembangan koperasi, UMKM, dan kewirausahaan di Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua, Rabu 8 Mei 2024, sekaligus untuk menjadi usulan rencana strategis tahun 202--
BACA JUGA:Siapa Bacalon Wabup Tanggamus Pendamping Petahana Dewi Handajani, Dari NU, Parpol atau Internal?
"Sehingga, industri brand besar elektronik, menjadi industri manufaktur saja. Itu diproduksi nanti oleh rumah produksi kita," kata MenkopUKM.
Ia membandingkan dengan UMKM di Indonesia saat ini yang sebagian besar bersifat soliter dan tidak terhubung ke dalam rantai industri.
"Karena itu, mereka sulit mengakses pembiayaan, pasar, dan teknologi modern. Kita harus mengubah keadaan ini," kata Menteri Teten.
Langkah keenam, untuk memaksimalkan kebijakan 40 persen alokasi belanja pemerintah untuk UMKM, maka perlu mengawal data kebutuhan pemerintah yang tersedia di LKPP dan menjadikannya sebagai basis perencanaan agar mendukung pengembangan UMKM di bidang tersebut.
BACA JUGA:Anti Retak, Ini 3 Cara Melindungi Layar HP Dari Kerusakan LCD
"Ini upaya kita untuk mendapatkan kepastian buyer, sesuai UU Cipta Kerja," kata MenkopUKM.
Ketujuh, lanjut Menteri Teten, tetap mendorong akses perbankan untuk UMKM. Selain itu, saat ini sedang dikaji skema Credit Scoring sebagai salah satu usulan alternatif strategi untuk meningkatkan penyaluran pembiayaan bagi UMKM yang tidak memiliki agunan.
"Kami juga mendorong UMKM untuk IPO atau melantai di bursa efek. Dari 800 emiten yang sudah listing di bursa, UMKM baru 34 unit," kata MenkopUKM.
Untuk mewujudkan itu, MenkopUKM menekankan pentingnya inovasi dalam setiap program.
BACA JUGA:KemenKopUKM Gandeng INOTEK Lakukan Kick Off SME EPIC Perkuat Kapasitas Pembiayaan dan Investasi UKM
Dalam arti, sebaiknya tidak menyusun program yang itu-itu saja sehingga terkesan sebagai rutinitas.
"Maka, menciptakan lapangan kerja berkualitas itu juga menjadi tugas kita. Mengubah UMKM yang tidak produktif menjadi UMKM yang produktif yang menggunakan teknologi modern dan lebih efisien. Itu perlu lompatan pemikiran," kata Menteri Teten.
Jika tidak inovatif, Menteri Teten mengatakan, Indonesia bisa gagal menjadi negara maju bahkan sulit mencapai cita-cita Indonesia Emas pada 2045.
"Peran KemenkopUKM itu penting, karena deindustrialisasi terus terjadi. Jadi, beban itu di UMKM, ada di kita. Dan program yang ingin didorong itu harus fokus pada keunggulan domestik dan membangun teknologi modern Rumah Produksi Bersama," kata MenkopUKM.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: