KemenKopUKM Gelar Rakor Jaring Masukan Untuk Kebijakan Pengembangan KUMKM
KemenKopUKM) menyelenggarakan Rapat Koordinasi (Rakor) untuk menjaring masukan dalam upaya pengembangan koperasi, UMKM, dan kewirausahaan di Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua, Rabu 8 Mei 2024, sekaligus untuk menjadi usulan rencana strategis tahun 202--
BACA JUGA:Ini Empat Wisudawan Terbaik UMPRI Pringsewu Lampung
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris KemenkopUKM Arif Rahman Hakim menambahkan, untuk menciptakan ekosistem koperasi dan UMKM masa depan menuju Indonesia Emas 2045, maka hal itu menjadi tugas dan tanggung jawab bersama, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
"Oleh karena itu, tujuan dari dilaksanakannya Rakor ini adalah sebagai forum diskusi untuk menumbuhkan ekosistem koperasi dan UMKM masa depan, serta menghasilkan Rekomendasi Kebijakan periode Tahun 2025-2029 yang selaras antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah bersama dengan akademisi dan asosiasi pelaku UMKM," kata SesKemenkopUKM.
Arif juga berharap pelaksanaan Rakor ini dapat menjadi motivasi bersama serta dapat menghimpun masukan bagi KemenkopUKM dalam upaya pengembangan koperasi, UMKM, dan kewirausahaan pada tahun 2025-2029.
Sementara itu, Penjabat Bupati Biak Numfor Sofia Bonsapia menyatakan, pihaknya akan terus berkomitmen mengembangkan UMKM dengan mengoptimalkan potensi sumber daya yang ada di Biak.
BACA JUGA:Pertahankan Opini WTP ke 10 Kali Berturut-turut, Gubernur Lampung Arinal Bocorkan Rahasianya
"Kita terus mempopulerkan produk unggulan dengan inovasi dan kreasi baru agar lebih dikenal lebih luas lagi," kata Sofia.
Meski begitu, Sofia mengakui hal itu masih ada kendala, di antaranya marketing dan permodalan.
"Oleh karena itu, saya berharap terbangunnya kerja sama yang baik antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat," kata Sofia.
Sofia juga mengungkapkan, pihaknya terus mengambil langkah strategis dalam mengembangkan potensi sumber daya kelautan dan perikanan.
BACA JUGA:Biaya UKT Fakultas Kedokteran 5 Perguruan Tinggi Ternama di Indonesia, Mana yang Paling Mahal?
"Namun, kali ini, ekspor produk ikan dari Biak tidak bisa langsung, harus melalui bandara lain. Karena, status bandara internasional Frans Kaisiepo Biak sudah dicabut," kata Sofia. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: