Masyarakat Ramai-ramai Tuntut Pekan Raya Lampung Gratis

Masyarakat Ramai-ramai Tuntut Pekan Raya Lampung Gratis

Baliho promosi Pekan Raya Lampung 2024.---Foto: Prima Imansyah Permana/ Radarlampung.co.id.---

BACA JUGA:Upsss, Mantan Kadiskes Lampung Reihana Sebut Gerindra 'Rayu' Dirinya untuk Jadi Bacalon Wali Kota

"Gratis karena ini event pemerintah. Karena ini digelar pakai APBD uang rakyat melalui pajak. Kalau diambil retribusi lagi ke rakyat jangan-jangan hanya untuk ambil keuntungan semata beberapa pihak," tuturnya.

Kalaupun harus menggunakan EO, yang misal tidak pakai APBD baiknya pemprov membuat badan usaha khusus untuk mengelolanya.

Senada disampaikan Agustina warga Pesawaran, dirinya menilai PRL merupakan event untuk masyarakat. Namun kehadirannya kurang ramah terhadap masyarakat itu sendiri.

"Itu karena biaya tiketnya yang tinggi dan berubah-ubah. Belum lagi biaya parkir yang tinggi. Ini memberatkan dan tidak ramah buat masyarakat," ujarnya.

BACA JUGA:Ketua DPRD Tanggamus Serahkan Berkas Pendaftaran Bacalon Wabup ke Sekretariat Panitia Penjaringan DPC PDIP

Jika PRL harus menerapkan tarif masuk, kata Agustina, alangkah lebih baik dipatok dengan harga ekonomis seperti Rp 10 ribu per orang. Serta tidak ada biaya parkir dan lainnya.

"Ini biaya masuk bisa sampai Rp 25 ribu kalau ada artis. Belum biaya parkir yang bisa sama dengan tiket masuk. Jadi kesannya bayar dua kali sekali masuk PRL," terangnya.

Kata Agustina, PRL saat ini lebih dikenal sebagai tempat hiburan nonton konser atau festival kuliner dari pada ajang pameran hasil pembangunan.

"Anjungannya sendiri sebenarnya sudah cukup menarik. Mungkin kurang sosialisasi dan pemberitahuan kepada masyarakat sehingga banyak masyarakat tidak tahu dan membuat anjungan jadi sepi," tuturnya.

BACA JUGA:Ada 37 Calon Panwaslu Mesuji yang Ikut Tes

Begitu juga dikatakan Rama warga Bandar Lampung, yang meminta agar sebaliknya PRL digratiskan tiket masuknya.

Tiket masuk yang berkisar dari Rp 15 ribu hingga Rp 25 ribu seperti yang sebelum-sebelumnya tidak ekonomis atau ramah untuk masyarakat umum.

Ditambah menejemen parkir pengunjung yang dikelola oleh penyelenggara ataupun yang dikelola masyarakat mematok harga yang tinggi dan beragam. 

Rama mengungkapkan, saat ini PRL lebih banyak memamerkan artis/band dari pada hasil pembangunan pemerintah daerah di Lampung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: