Dwikorita Karnawati menyatakan, cuaca kering menimbulkan potensi karhutla kian tinggi.
Terkait antisipasi serangan El Nino, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sudah meminta semua pihak agar bersiap menghadapi kemarau panjang.
BACA JUGA: Hadapi El Nino, Petani Diminta Percepat Masa Tanam
Pemerintah daerah juga diminta untuk segera mengambil langkah antisipasi serangan El Nino yang sudah diprediksi berpeluang bakal terjadi di atas 50 persen pada sejumlah wilayah Indonesia.
Salah satu upaya pemerintah dalam mengantisipasi fenomena El Nino adalah dengan menggunakan teknologi modifikasi cuaca.
Teknologi modifikasi cuaca ini memiliki tujuan merubah kondisi cuaca. antara lain mempercepat turunnya hujan atau mengalihkan arah angina.
Melalui langkah tersebut diharapkan dapat membantu mengatasi efek yang ditimbulkan oleh fenomena anak tuhan ini.
BACA JUGA: Pemkot Bandar Lampung Tebar Biasiswa, Ini Cara Mendapatkannya
Teknologi modifikasi cuaca ini dapat digunakan dalam upaya mempercepat curah hujan.
Kemudian dapat membantu mengisi waduk atau bendungan yang kekurangan air.
Teknologi tersebut juga bisa digunakan membantu menyiram lahan gambut yang mengering karena kenaikan suhu, sehingga mencegah terjadinya kebakaran hutan.
Dilansir dari laman Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), teknologi untuk pengubahan cuaca ini sebenarnya sudah lama digunakan di Indonesia.
Sejak tahun 1977 silam, sudah dimulai sebuah proyek yang sebelumnya dikenal dengan nama hujan buatan.
Ide tersebut muncul setelah Presiden Soeharto berkunjung ke Thailand dan menyadari bahwa pertanian di negara itu maju.
Salah satunya karena penerapan teknologi pengubahan cuaca yang digunakan membantu pasokan air pertanian.