Adapun medan pertempuran yang dilakukan Pangeran Diponegoro mencakup wilayah Yogyakarta, Kedu, Bagelen dan Surakarta.
Selain itu ada juga wilayah lain mulai dari Banyumas, Wonosobo, Banjarnegara, Weleri, Pekalogan, Tegal dan Semarang.
Kemudian wilayah Kudus, Demak, Purwodadi, Parakan, Magelang, Pacitan, Kediri, Bojonegorom Tuban hingga Surabaya.
BACA JUGA: 11 Bunga Bougenville Dengan Daun Unik, Dari Variegata Hingga Hijau Ungu
Front pertempuran pada saat itu terjadi di berbagai desa dan kota yang ada di seluruh Jawa.
Pertempuran antara bangsa Indonesia dengan bangsa kolonial berlangsung sangat sengit.
Dan penguasaan suatu wilayah selalu silih berganti siang dan malam.
Bagi kolonial Belanda, itu adalah perang terbuka dengan mengerahkan berbagai jenis pasukan.
BACA JUGA: Mengenal Petrichor si Aroma Hujan yang Sudah Lama Tak Tercium di Lampung
Berbagai jenis pasukan mulai infanteri, kavaleri hingga artileri dikerahkan dalam perang ini.
Dan itu selalu menjadi senjata andalan dalam pertempuran frontal, bahkan sejak Perang Napoleon.
Selanjutnya jalur-jalur logistic mulai dibangun dari satu wilayah ke wilayah lain.
Pembangunan jalur ini sebagai penyokong keperluan selama perang berlangsung.
BACA JUGA: 3 Fakta Mayor Sukardi Hamdani, Pejuang yang jadi Nama Jalan di Bandar Lampung
Tak hanya perbekalan perut, namun perbekalan senjata juga gencar dilakukan.
Mulai dari Pembangunan puluhan kilang mesiu di tengah hutan hingga dasar jurang.