AHPND Picu Jeritan Petambak Dipasena yang Rugi Miliaran Rupiah

AHPND Picu Jeritan Petambak Dipasena yang Rugi Miliaran Rupiah

Petambak Dipasena menunjukan udang mati perlahan sebelum panen akibat penyakit AHPND. Foto Dok. P3UW Lampung--

BACA JUGA:Progres Revitalisasi Tambak Dipasena 60 Persen, Petambak Gandeng FT Unila Bangun Penangkal Ombak

Pengurus P3UW Lampung Bidang Infrastruktur Budidaya Sutikno Widodo mengungkapkan, kondisi saat ini adalah yang terparah dalam kurun waktu 15 tahun terakhir.

Seluruh sendi perekonomian di kawasan Bumi Dipasena menjadi lemah. Banyak petambak yang mengalami kesusahan.

Mulai dari tidak bisa membayar cicilan kredit kendaraan bermotor, angsuran pinjaman kredit usaha rakyat dari perbankan, dan bahkan tidak sedikit petambak yang menunggak pembayaran biaya sekolah anak-anaknya.

Menurut Widodo, saat ini para petambak sangat berharap pemerintah hadir dan memberikan solusi. Baik dari pemerintah daerah hingga pusat. 

BACA JUGA:MPP Tulang Bawang Jadi Bahan Studi Tiru Kabupaten Bengkulu Tengah

"Kajian akademis sangat diperlukan dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit ini mas. Tidak hanya itu, bantuan permodalan juga sangat diharapkan agar kondisi budidaya udang bisa segera pulih, ekonomi kembali membaik," harapnya. 

Widodo melanjutkan, revitalisasi mandiri DAM 7, 8, dan 9 bisa jadi upaya terakhir para petambak secara swadaya. 

"Sejak 2013 kami berdiri di atas kaki sendiri. Mungkin revitalisasi mandiri yang saat ini sedang berlangsung jadi upaya terakhir kami secara swadaya. Kalo memungkinkan, sebenarnya kami membutuhkan stimulus budidaya dari pemerintah," tutupnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: