Antisipasi Fenomena El Nino, Dinas Damkar dan Penyelamatan Bandar Lampung Sebut 3 Wilayah Rawan Lahan Terbakar
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan kota Bandar Lampung, Anthony Irawan. Foto Dok --
BANDARLAMPUNG, RADARLAMPUNG.CO.ID - Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) dan Penyelamatan kota Bandar Lampung mencatat beberapa wilayah rawan kebakaran lahan di Bandar Lampung yang mungkin terjadi saat fenomena El Nino (ketika suhu permukaan laut menjadi lebih hangat) atau ditandai kekeringan. Adapun tiga wilayah rawan kebakaran lahan yakni Tanjung Senang, Sukabumi, dan Panjang.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan kota Bandar Lampung, Anthony Irawan membenarkan hal tersebut. Ia menjelaskan Keempat wilayah yakni Tanjung Senang, Sukabumi, Panjang merupakan daerah dengan tekstur tanah berbatu. Sehingga ketika terjadi kekeringan akan mudah terbakar.
"Tanjung Senang, Sukabumi, dan Panjang itu tanahnya berbatuan ,jadi dari tahun ke tahun sering terjadi kebakaran lahan," ucap Anthony.
BACA JUGA:Jelang Idul Adha, Pemkab Tulang Bawang Periksa Ratusan Ternak, Hasilnya...
Anthony menyampaikan berbagai upaya antisipasi rawan kebakaran lahan yakni melakukan imbauan kepada masyarakat dalam melakukan aktivitas agar tidak terpacu kebakaran lahan. "Kita juga mobil damkar di kecamatan masing masing dengan 5 personel," ucapnya.
Lebih lanjut, Anthony menyampaikan, jika Damkar telah memiliki 15 posko di 15 kecamatan, dan tahun ini akan bertambah 1 posko di Teluk Betung Selatan (TBS).
"Kedepan kita upayakan menambah 4 kecamatan posko damkar yakni di Kecamatan Kedaton, Tanjung Karang Pusat, Teluk Betung Barat, dan Enggal," jelasnya.
BACA JUGA:Kejari Bandar Lampung Tahan Empat Tersangka Kasus Kredit Griya BNI Tanjung Karang
Perlu diketahui Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan fenomena El Nino dapat memacu kekeringan di Indonesia pada musim kemarau.
Fenomena El Nino ini dipengaruhi muka air laut Samudra Pasifik dan Indian Ocean Dipole yang dipengaruhi suhu di Samudera Hindia dimana keduanya bersama musim kemarau.
"Fenomena yang terkait di dengan suhu muka air laut di Samudra Pasifik yang memiliki perubahan mengarah pada El Nino pada Juni 2023 yang berakibat semakin menghangat kawasan itu," tutupnya (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: