Cukup Bukti Adanya Dugaan Pelanggaran Kode Etik, Jadi Alasan AKBP Kurniawan Dicopot sebagai Kapolres Lamsel

BACA JUGA:Disdikbud Lampung Barat dan K3S Gelar ‘In House Training’

Tidak beberapa lama, kata Faturrazi, mobil ambulance dari RS Ryacudu, Kotabumi, Lampura, mengantarkan jenazah.

Jenazah diantarkan dengan mobil ambulans tanpa ada polisi. Jenazah dimasukkan dalam kantong jenazah. Tidak ada keterangan apa pun, sopir ambulans menyatakan hanya mengantarkan jenazah.

"Sopir dan mobil ambulans sempat kami tahan untuk meminta surat hasil visum. Tapi juga tidak diberikan. Kami minta ke polsek dan polres, disuruh minta ke Polda Lampung. Sopir dan ambulans kami persilakan pulang," ungkapnya.

Berselang beberapa hari, kata Faturrahman, Kasatintel Polres Lampura AKP Suhaili datang bersama Kapolsek Indralaya dan beberapa anggota datang menyampaikan permohonan maaf atas kejadian ini.

BACA JUGA:Kaum Milenial Bakal Tak Habis 'Fikri', Inilah Daftar Perguruan Tinggi Negeri Terfavorit di Indonesia

"Tidak ada juga kejelasan soal meninggalnya adik saya. Kasatintel juga menyerahkan surat penangkapan. Tapi saya tolak. Untuk apa lagi? Adik saya sudah meninggal. Kedatangan ini juga menyerahkan uang santunan Rp10 juta dan sembako," katanya.

Sekarang ini, kata Faturrahman, pihak keluarga minta keadilan. "Kami minta keadilan dan kejelasan penyebab kematian adik kami. Pasalnya, di sekujur tubuh adik kami dipenuhi luka," tegasnya.

Dalam kasus ini, Mabes Polri, Polda Lampung, dan Polda Sumatera Selatan akhirnya mewujudkan permohonan ekshumasi untuk autopsi jenazah almarhum Firullazi (42).

BACA JUGA:Dianggap Gulma, Ternyata Ceplukan Bermanfaat untuk Kesehatan

Tim Forensik gabungan dari Mabes Polri, Polda Lampung, dan Polda Sumsel melaksanakan ekshumasi, Rabu (22/2) sekitar pukul 10.30 WIB. (*)

Sumber: