Jaga Ketahanan Pangan, Pemprov Lampung Sebut Telah Lakukan Diversifikasi Pangan

Jaga Ketahanan Pangan, Pemprov Lampung Sebut Telah Lakukan Diversifikasi Pangan

Ilustrasi diversifikasi pangan di Lampung untuk jaga ketahanan pangan masyarakat.---Sumber foto : Istockphoto.com.---

RADARLAMPUNG.CO.ID - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung melalui Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dah Hortikultura (KPTPH) sebut telah lakukan diversifikasi pangan di Provinsi Lampung.

Diversifikasi pangan atau penganekaragaman pangan ini disebut mampu menjaga ketahanan pangan daerah, terutama saat musim kemarau akibat fenomena el nino saat ini.

Kepala Dinas KPTPH Lampung Bani Ispriyanto mengatakan, diversifikasi pangan lokal telah lama dilakukan di Lampung.

Diversifikasi ini dilakukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap suatu komoditas pangan saja. 

BACA JUGA:Gandeng Kemenlu, HI Fisip Unila Gelar Kuliah Umum dengan Tema ASEAN

"Diversifikasi ink dilakukan untuk mengurangi ketergantungan atas satu komoditas pangan saja, namun bisa mengkonsumsi komoditas lainnya," ujar Bani Ispriyanto.

Fenomena el nino ini, disampaikan Bani Ispriyanto dapat berdampak terhadap penyediaan pangan.

Sehingga dengan adanya diversifikasi itu dapat menjadi salah satu solusi menjaga konsumsi masyarakat di Lampung aman.

"Ya dengan adanya diversifikasi pangan lokal. Misal konsumsi beras bisa menurun walau sedikit," ucapnya.

BACA JUGA:Ternyata, Kesenian Tiban Bukan Hanya Ritual Meminta Hujan, Ini Sejarahnya

"Paling tidak dengan berkurang sedikit bisa membantu ketahanan pangan, di mana cadangan pangan kita jadi lebih kuat baik di daerah ataupun tingkat nasional," ungkapnya.

Untuk di Lampung, lanjut Bani Ispriyanto ada beberapa produk hasil dari diversifikasi pangan yang telah dikembangkan.

Tentunya dengan adanya beberapa hasil dari diversifikasi pangan ini, akan menambah keragaman jenis pangan yang bisa di konsumsi di daerahnya.

"Jenis pangan yang sudah dikembangkan saat ini ada beras Siger yang berasal dari singkong. Beras Siger ini bukan pengganti beras, tapi hanya substitusi untuk mengurangi konsumsi beras yang tinggi," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: