3. Pembelajaran Berbasis Proyek
Kurikulum Merdeka mengedepankan pembelajaran berbasis proyek, di mana peserta didik baik peserta didik diberikan tugas nyata untuk diselesaikan dengan mengaplikasikan pengetahuan yang mereka peroleh baik dari sekolah atau kampus dan juga dari dunia luar.
BACA JUGA:Sering Dianggap Sepele, Hal Ini Ternyata Menimbulkan Dosa
4. Tenaga Pendidik Sebagai Fasilitator
Peran tenaga pendidik dalam Kurikulum Merdeka berubah menjadi seorang fasilitator pembelajaran yang membantu peserta didik menemukan minat dan bakat mereka sendiri serta mengarahkan mereka dalam perjalanan pendidikan.
5. Pendekatan Pembelajaran
Kurikulum tradisional lebih mengedepankan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada tenaga pendidik, sedangkan Kurikulum Merdeka mengedepankan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.
BACA JUGA:CUAN NIH, Koin Kuno Satu Sen Masa Penjajahan Belanda Dihargai Puluhan Juta
6. Pengembangan Keterampilan Abad ke-21
Kurikulum Merdeka fokus pada pengembangan keterampilan abad ke-21, seperti keterampilan komunikasi, kolaborasi, pemecahan masalah, dan pemikiran yang kritis.
7. Evaluasi dan Penilaian
Kurikulum tradisional cenderung menggunakan metode evaluasi dan penilaian yang lebih terstruktur dan formal, sedangkan Kurikulum Merdeka mengedepankan evaluasi yang lebih fleksibel dan berbasis proyek.
BACA JUGA:Terlilit Hutang Sebesar Gunung? Baca Doa Ini Agar Rezeki Lancar Dari Segala Penjuru
Keuntungan dari Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka telah memberikan sejumlah manfaat bagi pendidikan di Indonesia:
1. Peningkatan Keterlibatan Peserta Didik