Lampung Jadi Saksi Gerakan Literasi Nasional, Ribuan Cerpen Lahir dari Guru dan Penulis Nusantara
Peluncuran Buku Antologi- Festival Cerpen Indonesia 2025. Lampung Jadi Saksi Gerakan Literasi Nasional, Ribuan Cerpen Lahir dari Guru dan Penulis Nusantara. Foto Anggi Rhaisa/Radar Lampung--
RADARLAMPUNG.CO.ID – Lampung kembali mencatatkan namanya dalam peta gerakan literasi nasional.
Ribuan penulis dari berbagai penjuru Indonesia, mayoritas guru, berhasil melahirkan karya sastra melalui Festival Cerpen Indonesia 2025 dirangkaikan dengan peluncuran puluhan buku antologi cerpen berlangsung di Aula BGTK (Balai Guru Dan Tenaga Kependidikan)Minggu, 14 Desember 2025.
Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara SIP Publishing, Forum Guru Motivator Peduli Literasi (FGMPL), serta berbagai pemangku kepentingan literasi, dan mendapat dukungan dari pemerintah daerah hingga lembaga pendidikan.
Indra Gunawan, Direktur SIP (Satria Indra Prasta Publishing) menyampaikan bahwa gerakan literasi yang mereka bangun bukan sekadar lomba menulis, melainkan upaya menumbuhkan budaya baca dan tulis secara berkelanjutan.
“September 2025 lalu kami bersama Perpustakaan Nasional RI dan Duta Baca Indonesia berhasil mencatat Rekor MURI penulisan fiksi mini terbanyak di Indonesia. Terkumpul 5.337 naskah dari ribuan penulis,” ujarnya.
BACA JUGA:BRI Perkuat Literasi Keuangan Anak Lewat Tabungan dan Program Pendidikan
Tak berhenti disitu, SIP Publishing juga menargetkan Rekor MURI berikutnya, yakni Penulisan Cerpen Anti Korupsi Terbanyak bekerja sama dengan KPK pada Januari 2026 mendatang, dengan total hadiah mencapai Rp 15 juta.
- Guru sebagai Penggerak Literasi
Ketua FGMPL Provinsi Lampung, Drs. Sumedi, M.M, menegaskan bahwa guru menjadi ujung tombak gerakan literasi ini. Melalui festival cerpen, guru tidak hanya belajar menulis, tetapi juga diharapkan menularkan semangat berkarya kepada siswa di sekolah masing-masing.
“Guru itu sebenarnya punya potensi besar. Hanya saja selama ini belum banyak yang dibukukan. Lewat kegiatan ini, kami ingin menumbuhkan kesadaran bahwa menulis adalah kebutuhan, bukan paksaan,” kata Sumedi.
FGMPL juga tengah mengembangkan strategi literasi bernama ASIK (Asesmen, Strategi, Inquiry, Kreatif) yang telah diterapkan di sejumlah sekolah dan terbukti mampu mendorong guru serta siswa aktif menulis tanpa merasa terbebani.
- Cerita dari Lampung untuk Indonesia
Menariknya, seluruh cerpen dalam festival ini mengusung satu tema besar, yakni persahabatan, dengan judul yang beragam.
Salah satu cerpen bahkan mengangkat kisah fiksi asal-usul sejumlah wilayah di Lampung, seperti Bandar Lampung, Pringsewu, Negeri sakti, hingga Bakauheni.
Melalui cerita-cerita sederhana namun bermakna, sambung Sumedi, Lampung tidak hanya menjadi tuan rumah, tetapi juga ikut memberi warna dalam perjalanan sastra Indonesia.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
