Puluhan Korban Diduga Tertipu Modus Arisan dan Deposito, Pengacara Minta Terduga Pelaku Serahkan Diri

Puluhan Korban Diduga Tertipu Modus Arisan dan Deposito, Pengacara Minta Terduga Pelaku Serahkan Diri

M. Randy Pratama pengacara korban saat menjelaskan kasus yang dihadapi kliennya. (Anca/Radarlampung.co.id)--

Nurul melanjutkan, karena sudah percaya dan yakin dia lantas ikut deposito, sebuah program baru yang ditawarkan Elisna Nurfrida.

Nurul kemudian ikut deposito Rp10 juta dengan keuntungan Rp5 juta selama enam bulan.

BACA JUGA:Way Semaka Meluap, Ratusan Rumah di Tanggamus Terendam

"Ya saya tertarik karena kan lancar  selama ini bayarnya. Saya ikut tiga slot jadi total Rp30 juta, dengan tempo enam bulan dapatnya Rp45 juta," jelas Nurul. 

Namun hingga jatuh tempo pembayaran, deposito tak kunjung dibayar, termasuk juga arisan menurun yang dia ikuti. 

"Kalau sama keuntungan yang dijanjikan dihitung-hitung semuanya (arisan dan deposito) hampir Rp330 juta. Saya belum sempat nagih. Baru seminggu dapat berita dari yang lain dia (Elisna Nurfrida) tidak bisa dihubungi," kata Nurul yang berharap uangnya bisa kembali. 

Sedangkan AS warga Tangerang, Banten, mengatakan, dirinya tertarik ikut arisan menurun meski belum pernah bertemu dengan Elisna sang pemilik.

BACA JUGA:37 Rumah Terendam Banjir di Desa Sumber Makmur, Ini yang Dilakukan Pemkab Mesuji

"Ya saya lihat awalnya dari IG (Instagram) juga waktu itu. Saya ikut Rp3 juta, Rp5 juta aman aja. Tapi sejak Oktober mulai macet bayarannya," kata pria yang meminta namanya diinisialkan.  

AS mengaku dirinya juga menjadi korban dalam program deposito yang ditawarkan.

"Saya ikut deposito macam-macam ada yang saya depositoin Rp30 juta dapat 120 juta selama dua tahun. Totalnya duit modal saya Rp299 yang belum dibalikin," ungkapnya. 

AS mengaku sudah pernah dimediasi oleh pengacara Elisna. Para korban, kata AS, sudah diminta menjumlahkan berapa total kerugian. Namun, hingga saat ini tak ada titik terang.

BACA JUGA:Bertambah Satu, Pasien Dengan Suspek Gagal Ginjal Kembali Dirawat di RSUDAM

"Sampai 17 Oktober kami sudah kumpulin data (kerugian), tapi nggak ada keputusan. Nggak ada titik terang kapan mau bayar sampai kami akan tempuh jalur hukum," tandasnya.

Sayangnya, ketika Radar Lampung hendak mengkonfirmasi Elisna Nurfrida, nomor teleponnya tidak aktif. Pesan WhatsApp yang dikirimkan padanya juga tak masuk. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: